Kekristenan bukanlah ajaran yang dikemas dan dipertontonkan indah dengan realita kemakmuran, kesuksesan, hidup bahagia, jauh dari kusutnya persoalan hidup. Kekristenan sejati menuntut terwujudnya sebuah Nilai yang lebih besar dari apa yang seharusnya kita terima.
Dapatkah kekristenan kembali menyatakan semangatnya untuk memberi, berkorban, melayani dengan investasi yg paling besar selama kita hidup.?
Apa yg harus kita kerjakan bagi lahirnya suatu perubahan hidup yg radikal itu? yg setiap detiknya adalah exspose karakter yg bermutu dan bernilai keabadaian.
Dibutuhkan sikap untuk berani keluar dari zona nyaman !
Belajar dari kehidupan Zakheus
Lukas 19 : 1-10
1. Kemauan berjumpa Yesus menjadi kebutuhan yg mengalahkan segalanya
19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. 19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. 19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
Kekayaan, pangkat dan ketenaran terbukti tidak dapat menutup semua rongga kebutuhan manusia. Zakheus bukanlah sekadar seorang pemungut cukai biasa seperti Lewi (Matius), dia adalah seorang“kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang sangat kaya” (Luk 19:2). Seorang pemungut cukai yang disebut telônès dalam bahasa Yunani, adalah seorang berkebangsaan Yahudi yang mengabdi kepada penjajah Romawi. mereka adalah agen yg membeli otoritas memungut pajak atas orang Yahudi dengan cara di mark up setinggi langit. karena profesinya ini:
ia dianggap telah menindas bangsanya sendiri.
ia dihina dan disamakan dengan orang berdosa dalam masyarakat Yahudi, karena menjadi antek penjajah yang nota bene adalah bangsa kafir.
ia diberi sangsi sosial sebagai kelompok orang yang kotor dan najis oleh orang Yahudi yang setia melaksanakan Hukum Taurat.
Lewi (golongan rendah pegawai pajak) sudah dianggap ‘najis’ , apalagi seorang kepala pemungut cukai seperti Zakheus, dilekati label "manusia super najis", raja tega, koruptor mapan (big fish) namun legal & kebal dari jeratan hukum.
Sekalipun demikian, ia sangat kagum dengan Yesus dari Nazaret. Bagaimana mungkin orang sederhana, anak tukang kayu namun memiliki kemampuan melakukan banyak perkara besar melebihi kekayaan dan status sosialnya. Karena alasan itulah ia penasaran dan ingin sekali berjumpa dengan Yesus.
Dalam upayanya untuk berjumpa dengan Tuhan Yesus, ia menghadapi banyak kendala. Karena antusias orang banyak yg mengerumuni Yesus sedang postur tubuhnya pendek, menyebabkan ia sangat sulit untuk melihat Yesus dari dekat. Menariknya, walaupun dalam hal berusaha untuk tidak mendapatkan kekayaan ia tidak menjadi putus asa, ia terus mencari cara dengan berlarian mendahului orang banyak sambil mencari cara yg memungkinkan dapat melihat Yesus.
Lukas 19:4 mencatat ia memanjat pohon ara melihat Yesus.
ya....bang Zakeus ini..nuu.ekat...je , apa kata dunia...................................
Dapatkah kekristenan kembali menyatakan semangatnya untuk memberi, berkorban, melayani dengan investasi yg paling besar selama kita hidup.?
Apa yg harus kita kerjakan bagi lahirnya suatu perubahan hidup yg radikal itu? yg setiap detiknya adalah exspose karakter yg bermutu dan bernilai keabadaian.
Dibutuhkan sikap untuk berani keluar dari zona nyaman !
Belajar dari kehidupan Zakheus
Lukas 19 : 1-10
1. Kemauan berjumpa Yesus menjadi kebutuhan yg mengalahkan segalanya
19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. 19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. 19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
Kekayaan, pangkat dan ketenaran terbukti tidak dapat menutup semua rongga kebutuhan manusia. Zakheus bukanlah sekadar seorang pemungut cukai biasa seperti Lewi (Matius), dia adalah seorang“kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang sangat kaya” (Luk 19:2). Seorang pemungut cukai yang disebut telônès dalam bahasa Yunani, adalah seorang berkebangsaan Yahudi yang mengabdi kepada penjajah Romawi. mereka adalah agen yg membeli otoritas memungut pajak atas orang Yahudi dengan cara di mark up setinggi langit. karena profesinya ini:
ia dianggap telah menindas bangsanya sendiri.
ia dihina dan disamakan dengan orang berdosa dalam masyarakat Yahudi, karena menjadi antek penjajah yang nota bene adalah bangsa kafir.
ia diberi sangsi sosial sebagai kelompok orang yang kotor dan najis oleh orang Yahudi yang setia melaksanakan Hukum Taurat.
Lewi (golongan rendah pegawai pajak) sudah dianggap ‘najis’ , apalagi seorang kepala pemungut cukai seperti Zakheus, dilekati label "manusia super najis", raja tega, koruptor mapan (big fish) namun legal & kebal dari jeratan hukum.
Sekalipun demikian, ia sangat kagum dengan Yesus dari Nazaret. Bagaimana mungkin orang sederhana, anak tukang kayu namun memiliki kemampuan melakukan banyak perkara besar melebihi kekayaan dan status sosialnya. Karena alasan itulah ia penasaran dan ingin sekali berjumpa dengan Yesus.
Dalam upayanya untuk berjumpa dengan Tuhan Yesus, ia menghadapi banyak kendala. Karena antusias orang banyak yg mengerumuni Yesus sedang postur tubuhnya pendek, menyebabkan ia sangat sulit untuk melihat Yesus dari dekat. Menariknya, walaupun dalam hal berusaha untuk tidak mendapatkan kekayaan ia tidak menjadi putus asa, ia terus mencari cara dengan berlarian mendahului orang banyak sambil mencari cara yg memungkinkan dapat melihat Yesus.
Lukas 19:4 mencatat ia memanjat pohon ara melihat Yesus.
ya....bang Zakeus ini..nuu.ekat...je , apa kata dunia...................................