Cerita, "Pensil"
Proses itu pulalah yang dilakukan oleh Charles.  Charles adalah seorang  tukang pensil yang cukup terkenal. Memang, tidak  banyak orang yang bisa  membaca dan menulis waktu itu. Hanya  orang-orang tertentu saja yang  membutuhkan jasa Charles. Biasanya kaum  bangsawan maupun keluarga  kerajaan. Sehingga, kedudukan pembuat pensil  di mata masyarakat waktu  itu pun juga cukup terpandang.
Tetapi  ada yang unik dari Charles. Setelah selesai merakit pensil dan  sebelum  dimasukkan ke kotaknya, Charles selalu berkata-kata dulu pada  pensil  buatannya. Begini katanya:
“Ada lima hal yang wajib kamu ketahui untuk menjadi pensil yang sempurna.” Ia melanjutkan,
“Pertama, ingatlah bahwa kalian hanya bisa menghasilkan tulisan yang indah jika ada sebuah tangan yang menuntun kalian.
Kedua,  setiap akan dipakai kalian akan diraut dan dikikir. Ini adalah  proses  yang sangat menyakitkan. Tapi hanya itulah satu-satunya cara agar   kalian bisa selalu tajam, sempurna, dan layak digunakan.
Ketiga, jangan takut untuk berbuat salah karena kalian bisa memperbaikinya sekalipun tidak bisa menghapusnya.
Keempat, bagian terpenting pensil terletak di dalam diri kalian, yaitu batangan grafit untuk menulis.
Kelima,  mungkin kalian tidak digunakan untuk menulis di atas kertas  melulu,  adakalanya di tembok, di kanvas, atau di tempat-tempat lain yang  tidak  seharusnya. Tetapi, tetaplah setia untuk menggoreskan grafitmu.  Karena  tugasmu hanyalah menulis, tidak peduli dimanapun kamu akan  ditugaskan.”
——————-
Sahabat,...  Jika cerita di atas direnungkan, apa yang dikatakan Charles kepada   pensil buatannya sangat mirip dengan apa yang terjadi pada manusia:
Pertama, manusia akan hanya bisa menghasilkan karya yang indah jika manusia tersebut membiarkan Tangan Tuhan mengendalikannya.
Kedua,  manusia akan selalu bertemu dengan berbagai masalah. Tetapi harus   diakui bahwa masalah-masalah tersebut membuat manusia bisa makin   bertumbuh dan makin sempurna.
Ketiga, setiap manusia bisa  berbuat salah, tetapi setiap manusia juga  bisa memperbaiki kesalahan  sekalipun tidak mampu untuk menghapusnya.
Keempat, keindahan manusia justru terletak pada bagian dalamnya, bukan pada sisi luarnya.
Kelima,  adakalanya manusia merasa berada di tempat-tempat yang tidak   seharusnya. Tetapi manusia harus tetap setia dengan peran dan tugasnya   di tempat-tempat tersebut, mungkin Sang Pencipta memiliki rencana   tersendiri kenapa manusia dibiarkan berada di tempat-tempat yang tidak   seharusnya.