Menjadi Penyanggah Pertumbuhan Gereja


Berdirinya gereja Tuhan tidak selalu dimulai dari gerakan-gerakan spektakuler yg dikendalikan dari atas mimbar, yg dikobarkan oleh hamba Tuhan dengan reputasi yg membumi, ditambah dengan dukungan melimpah dari sejumlah pengikut yg tak terhitung.
Nama besar, pengaruh kekuasaan dan kekuatan manusia seringkali dianggap sebagai bagian yg tidak mayor dalam pertumbuhan gereja. Karena Roh Kudus adalah sumber yg menggerakkan sejumlah orang yg mau bekerja dengan rendah hati, tulus dan rela berkorban berfokuskan kemuliaan Tuhan. 
Barnabas adalah bukti catatan Alkitab: yg namanya tidak berkibar setenar Yohanes, Petrus dan Paulus namun kinerjanya telah membidani lahirnya jemaat Kristen yg pertama kali dan melambungkankan nama Paulus sebagai rasul besar yg dipercaya Allah penulis sebagian besar kitab Perjanjian Baru.
Barnabas merepresentasikan kedewasaan sikap dan karakter yg seharusnya dimiliki gereja masa kini
Bagaimana aksi nyata Barnabas dalam pertumbuhan gereja perdana?
1. Memiliki PERSPEKTIF IMAN yg MURNI ( Kisah Rasul 4: 36-37 )
........karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa 4:35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya 4:36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas,   artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. 4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki  rasul-rasul.  
Banyak orang percaya Tuhan yg bergairah menjadi dermawan didalam gereja perdana memberikan hartanya bagi pekerjaan Tuhan namun identitas mereka tidak disebutkan secara personal oleh Alkitab.
  • Alkitab hanya mencatat satu nama penderma yg istimewa yaitu Yusuf (mendapatkan award). Nama Yusuf dikontraskan dengan sikap Ananias dan Safira yg memberikan persembahan kepada Tuhan secara tidak jujur (mendapatkan hukuman). Menjelaskan pengakuan gereja perdana kepadanya sebagai apresiasi besar terhadap keteladanan Yusuf yg memiliki kualiafikasi sikap berbeda dengan yg lain, karena Yusuf memberikan persembahan bagi pekerjaan Tuhan sebagai ekspresi iman yg jujur.
  • Rasul-rasul menambah identitas baru nama Yusuf menjadi Barnabas. Nama aslinya adalah Yusuf yg artinya: penyelamat namun karena karakternya yg sangat menonjol dalam menopang pekerjaan Tuhan maka para rasul memberikan nama tambahan kepadanya yaitu BARNABAS yg berarti: anak penghiburan. Gereja perdana harus mengakui pengaruh kehidupan Barnabas karena merasa banyak diberkati, ditopang, dikuatkan oleh sikap dan karakter Barnabas.
Melihat kualifikasi IMAN YG MURNI dalam diri Barnabas menjadikan gereja tidak merasa bekerja seorang diri namun ditopang dengan tidak tangung-tanggung oleh pribadi yg dewasa karakternya. Ketika Barnabas berbicara maka perkataannya menciptakan atmofsfir iman yg membangun, menguatkan, menghiburkan dan mendayagunakan orang lain. Dan ketika ia bertindak maka semua orang dapat melihat dampak pemberiannya yg tulus sehingga menjadi daya tarik orang lain untuk percaya kepada Kristus. 
Betapa pentingnya peranan orang-orang yg memiliki kualitas iman yg murni bekerja membangun gereja Tuhan!
Gereja masa kini sesunggunya membutuhkan figur yg bersedia menaklukkan keakuan dan pementingan diri sendiri dibawah otoritas Kristus. Gereja Tuhan membutuhkan pribadi-pribadi yg bekerja dengan spirit memberi , melayani dan mengabdi tanpa pamrih untuk kepentingan kerajaan Tuhan yg kekal bukan untuk membangun kerajaan sendiri selama didunia ini. 
Gereja Tuhan membutuhkan orang-orang yg berani bertindak secara nyata dan tulus iklas dengan konsekuansi pengorbanan yg besar .
Gereja membutuhkan pribadi yg lebih dari sekedar aktivis gereja yg memiliki jabatan Pendeta atau gembala jemaat, 
Gereja Tuhan memang membutuhkan investasi material dan kematangan sumberdaya namun eksistensi gereja untuk mencapai keagungan pelayanan tidak dapat ditopang hanya oleh para penderma yg memiliki kemapanan ekonomi dengan tingkat intelektual tinggi yg bekerja aktif didalamnya . Gereja yg sehat membutuhkan pribadi-pribadi yg berkarakter unggul dengan  memiliki kualitas iman yg murni didalam hatinya. Jika bukan kemurnian, kejujuran dan kerelaan hati yg mendominasi gereja pastilah pementingan diri sendiri dan kecurangan yg sedang mencari jalan untuk merusak.
2. Memiliki PERSPEKTIF IMAN yg CERDAS (kisah Rasul 9 : 26 - 27)
9:26 Setibanya di Yerusalem  Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid. 9:27 Tetapi Barnabas  menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia  dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus.
Latar belakang Saulus yg menjadi dalang dan pelaku penganiayaan pengikut Kristus, masih meninggalkan trauma dan ketakutan para murid Tuhan saat itu. Sehingga tidak mudah menerima kehadiran Saulus dalam komunitas murid Kristus. Pertobatan Saulus yg telah diubahkan total oleh Tuhan  realitanya mengalami penolakan oleh murid-murid Tuhan. Ini sangat menyakitkan bagi petobat baru!
Sementara mereka tidak percaya , menaruh kecurigaan besar, takut menerima bahkan menolak kehadiran Saulus justru Barnabas tampil kedepan untuk MENERIMA dan MEMBAWANYA kepada para rasul. Sikap yg tidak populer karena melawan logika dan situasi psikologi manusia.
Barnabas memiliki perspektif iman yg cerdas untuk melihat realita secara obyektif, berpikiran positif dan kontruktif.: Perhatikan argumentasi Barnabas memaparkan bukti-bukti yang dapat dipercayai oleh semua orang.
  • Saulus melihat Tuhan di tengah jalan , (menujukkan bukti visual)
  • Tuhan berbicara dengan dia, (menujukkan bukti verbal)  
  • bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus.(menunjukkan bukti perubahan nyata)

Wawasan teologia jemaat perdana memang tidak selengkap jemaat masa kini, yg dapat mempercayai konsep II Korintuss 5 : 17 secara mudah.
" Jadi barangsiapa ada didalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yg lama sudah berlalu, sesungguhnya yg baru sudah datang."
Namun Barnabas sanggup melihat cara pandang Allah untuk menanggapi panggilan Saulus secara benar. Itu menunjukkan kecerdasan imannya didalam Tuhan.
Panggilan Allah kepada Saulus menjelaskan bahwa Allah dapat memakai siapa saja orangnya tanpa memandang latar belakang, kebejatan moral, kebodohan atau segudang dosa yg pernah diperbuatnya.
Allah secara mutlak dapat memilih siapa saja, Allah bersedia menerima, Allah sanggup mengampuni dan Allah dapat memakai semua orang tanpa terkecuali sebagai alatNya tanpa meminta pertimbangan manusia.
Bagaimana mungkin kita manusia ciptaan Allah berani membuat aturan sendiri untuk menolak orang yg sudah diubahkan Allah?
Kebesaran hati Barnabas meneladankan sikap Kristus yg bersedia: mengampuni, melupakan kesalahan, tidak memandang rupa, bekerja bersama untuk memperluas Kerajaan Allah.
Pastinya, tanpa dukungan Barnabas tidak akan pernah lahir Paulus yg menjadi rasul Yesus Kristus dan penulis sebagian besar kitab Perjanjian Baru .
3.  Memiliki PERSPEKTIF IMAN yg KONSTRUKTIF (Kisah rasul 15 : 37-38)
Barnabas dan Paulus adalah team pelayanan yg solid, dimana Yohanes Markus juga terlibat didalamnya . Dalam perjalanan pekabara Injil yg pertama Yohanes Markus serta merta memutuskan diri untuk meninggalkan pelayanan sementara berada di Pamfilia. ( Kisah rasul 13:13)
Paulus menolak dengan tegas kehadirannya, karena pembelotannya untuk tidak melanjutkan pelayanan saat di Pamfia tidak dapat dianggap kesalahan remeh, ini adalah problem serius, dosa besar dalam pelayanan  sehingga ia tidak melibatkan dalam perjalanan misi yg berikutnya.
Namun Barnabas masih berharap dapat melibatkan Markus dalam pelayanan,
15:37 Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus  15:38 tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka   di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka.
Barnabas bukanlah orang yg kompromis terhadap dosa, ia bukanlah orang yg tidak selektif dalam melibatkan orang dalam pelayanan. Sejarah mencatat tanpa ragu integritasnya. (Kisah Rasul 11:24) karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.

Jadi apa logika berpikirnya Barnabas sehingga tetap bersikukuh melibatkan Markus dalam pekerjaan Tuhan?
Realita tidak selalu menunjukkan POTENSI yg sebenarnya dalam diri seseorang. Selalu ada HARAPAN terjadinya PERUBAHAN dalam diri seseorang yg hancur sekalipun.
Penerimaan diri Yohanes Markus dalam pelayanan bukanlah kasus nepotisme, walaupun kenyataannya Markus adalah kepokannya. 
Lebih dari sekedar berpikir positif, Barnabas berani mendemostrasikan kecerdasan imannya untuk memandang bahwa SELALU ADA HARAPAN PERUBAHAN didalam Tuhan.
Kegagalan seseorang bukan akhir dari masa depan, terpukul jatuhnya seseorang bukanlah kematian selamanya. Pengalaman kegagalan atau kekalahan adalah dinamika alami manusia supaya kita menyadari kelemahan diri dan semakin banyak belajar dari Allah yg menjadi sumber pertolongan tiada batas.
Lebih mudah untuk menjatuhkan sanksi hukuman dari pada memberikan solusi masa depan!
Barnabas melihat potensi harapan besar , berpikir jauh kedepan dan memberikan kesempatan yg kedua kepada Yohanes Markus.
ini adalah standar harapan yg harus dimiliki oleh mereka yg berperan besar dalam pemimpin jemaat.
Sebagai hasilnya, Yohanes Markus bukan saja sukses dalam pelayanan namun ia juga dipercaya Allah untuk menulis 16 pasal Injil Markus dalam Perjanjian baru serta Rasul Paulus dengan ksatria harus mengakui bahwa Yohanes Markus adalah seorang hamba Tuhan yg sangat penting peranannya, sangat menguntungkan dan memberkati dunia sampai sekarang ini.
Perubahan Besar tidak dimulai dari tindakan orang yg besar bahkan lebih banyak dimotori dari balik layar, ini adalah karya terbaik Barnabas, orang yg tidak mudah terbawa arus, berpendirian teguh terhadap kebenaran, tidak gampang putus asa dengan kegamangan persoalan. Bahkan  Ia selalu berpikir jauh kedepan melewati realita buruk, melihat potensi besar, melihat harapan baru, menatap masa depan cerah sementara orang lain menganggap sebagai kegagalan serius dan kehancuran total.
Gereja Tuhan masa kini membutuhkan tiang penopang seperti Barnabas!
Untuk saya dan Saudara keteladanan Barnabas ditujukan.
Menjadi tiang penyangga pertumbuhan gereja bukanlah pilihan , bukan impian atau rancangan masa depan kita.
Menjadi tiang penyangga pertumbuhan gereja adalah bagian hidup kita, tanggungjawab kita, visi kerja kita dan sukacita kita SEKARANG INI dan SETIAP HARI.