"..♬..♬. Cicak - cicak di dinding, ♬...♬♥..♬ diam - diam merayap,♬...♬♥..
♬♥..♬ datang seekor nyamuk♬..♬ Hap....... ♬..♬..♬
lalu ditangkap♬...♬♥..♬"
Rasanya lirik lagu ini dihafal oleh anak-anak lintas generasi,
mulai dari kakek kita masih anak - anak lagu ini sudah sangat populer dinyanyikan, baik sekedar mencari nilai mata pelajaran menyanyi, menidurkan anak,
melatih anak untuk belajar menghafal, melatih anak untuk mengenal nada,
dan lainnya... :)
Namun bila dicermati lebih jauh,
lagu ini memiliki makna yang dalam dari kehidupan seekor " Cicak" :
·Dalam mencari penghidupan, Cicak tidak pernah mengeluh apalagi menyesali keterbatasannya, Cicak hanya mampu merayap di dinding, sementara makanan buruannya mampu terbang kian kemari. Yang ia lakukan adalah menjalani kehidupan dengan " fun " dan semangat tinggi.
-> Sudah berapa kali kita mengeluh hingga pagi ini ?
-> Berapa kali kita merasakan penyesalan atas keterbatasan yang kita miliki ?
·Keterbatasan yang dimiliki justru membuat Cicak selalu menjaga kewaspadaan terhadap musuh yang setiap saat mengintai,
dan dengan kobaran semangat Sang Cicak selalu memanfaatkan
ketajaman penglihatan dan naluri untuk mengamati sekeliling,
ia tidak akan melewatkan satu "kesempatan emas " untuk mendapatkan mangsa kesayangannya walau dalam hitungan detik.
-> Seberapa besar kita telah memanfaatkan " kelebihan " yang kita miliki ?
-> Apakah kita telah "mengeksplor" kelebihan yang kita miliki ?
·Cicak memiliki sifat "pantang menyerah" dan " pantang putus asa" ,
setiap kesempatan ia manfaatkan secara maksimal, bila ternyata usahanya gagal, maka ia akan mencoba lagi.... mencoba lagi.... lagi... dan lagi....
-> Berapa kali kita merasa gagal ?
-> Berapa kali kita patah semangat dan kemudian bangkit untuk berusaha memperbaiki kesalahan/kegagalan kita?
·Menyadari atas kekuatan dan keterampilan mangsanya,
Sang Cicak selalu menjaga " kesabaran " untuk menunggu mangsanya,
walau dalam kondisi perut lapar Cicak tidak menjadi beringas dan liar.
Ia tetap sabar, menanti sang mangsa hingga benar-benar telah " mendarat ",
dengan segala persiapan baru kemudian sang Cicak menyerbu mangsanya.
-> Apakah kita sudah cukup sabar menghadapi hiruk pikuk dunia
dengan segala iming-iming alat pemuasnya ?
-> Berapa banyak persiapan ( jasmani dan rohani) kita untuk mengarungi kehidupan ini ?
·Kelebihan lain yang dimiliki oleh Cicak adalah " tawakal ",
kepasrahan namun dengan keyakinan penuh bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa pasti akan memberikan rizki kepada makhlukNya.
Ketaqwaan yang dimiliki menjadi energi positif yang luar biasa hingga Cicak mampu mempertahankan hidup demi kelangsungan kehidupan.
-> Bagaimana dengan tingkat ketaqwaan kita ?
-> Seberapa yakin kita akan kekuasaan Tuhan yang Maha Adil ?
-> Sudah berapa kali kita ucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
atas segala keberkahan dan kenikmatan yang telah kita rasakan ?
Semoga dapat memberikan inspirasi bagi kita semua.... "+"
"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah
dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."
*Fil 4:6*
"Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti
kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan,
dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
*Ibr 12:5*
"Kemudian kepada semua orang yang ada di situ Yesus berkata,
"Hati-hatilah dan waspadalah, jangan sampai kalian serakah.
Sebab hidup manusia tidak tergantung dari kekayaannya,
walaupun hartanya berlimpah-limpah."
*Luk 12:15*
"Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci:
Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
*Yoh 7:38*