Jika Kristus yg kita percaya sebagai Tuhan dan Juru Selamat telah mati tidak mengalami kebangkitan, maka betapa merana, menderita bahkan malangnya nasib iman kristen menjadi agama rapuh tanpa masa depan. Namun realitanya kekristen mendapatkan kepastian yg kokoh bahwa Yesus sudah mati dan pada hari yg ketiga Dia sudah bangkit dari antara orang mati!
Apa relevansi kebangkitanNya dengan hidup kita saat ini ?
I. Kebangkitannya memberikan HARAPAN YANG KEKAL
Peristiwa Pertama: (Matius 28:1).
Paskah diawali oleh catatan Injil Matius dengan suatu kesaksian: “Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria lainnya, menengok kubur itu”
Apakah yang dipikirkan oleh Maria Magdalena dan Maria lainnya saat mereka pergi untuk menengok kubur Yesus pada waktu subuh?
Apakah mereka pada waktu itu berpikir akan melihat peristiwa kebangkitan Yesus?
Apakah mereka memiliki harapan untuk dapat menjumpai Yesus yang bangkit?
Pastinya mereka sama sekali tidak pernah berpikir untuk melihat peristiwa kebangkitan Yesus dari kuburNya. Mereka juga tidak memiliki pengharapan sedikitpun untuk berjumpa dengan Yesus Kristus yang berhasil mengalahkan maut dengan bangkit dari kematianNya.
Tujuan kedatangan para wanita tersebut ke kubur Yesus adalah untuk hal yg manusiawi; membawa rempah-rempah dan minyak mur. Mereka datang secara khusus untuk mengurapi jenasah Yesus sebagai ungkapan kasih dan penghormatan yang terakhir. Sebab pada waktu pemakaman jenasah Yesus beberapa hari sebelumnya, mereka tidak sempat menaburi jenasah Yesus dengan rempah-rempah dan minyak mur karena saat itu telah mendekati senja dan bertepatan dengan persiapan untuk menyambut hari Sabat.
Namun sungguh mengejutkan, bahwa peristiwa Paskah pada waktu itu yang diawali dengan tiadanya pengharapan dan iman bahwa Yesus akan bangkit, walaupun mereka sebelumnya telah mendengar pesan dan pengajaran itu dari Tuhan Yesus waktu Dia masih bersama-sama dengan mereka.
Sikap para wanita saat mereka mengunjungi kubur Yesus di hari Minggu pagi itu sesungguhnya hanya diliputi perasaan sedih, berdukacita dan sangat kehilangan dengan kepergian Yesus yang harus mati dengan cara yang tragis di kayu salib.
Pahlawan, guru, pemimpin besar dan Messias yg menjadi tumpuan harapan, kini telah tiada. Apalagi yang dapat mereka harapkan dari Yesus? Semua telah berakhir !
Tetapi harapan mereka yang telah runtuh itu secara mengejutkan dipulihkan oleh Allah.
Allah mengutus seorang malaikatNya untuk memberi kabar tentang peristiwa kebangkitan Kristus, sambil berkata: “Janganlah takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakanNya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring” (Mat. 28:5-6).
Harapan para wanita yang semula hanya ingin merempah-rempahi jenasah Yesus sebagai penghormatan mereka yang terakhir berubah menjadi harapan yang baru dan penuh sukacita.
Sebab jenasah Yesus yang akan mereka rempah-rempahi kini sudah tidak ada lagi di kubur. Yesus sudah tidak ada dikubur, YESUS sudah BANGKIT dari kubur!!!!
Dengan gagasan yang sama Injil Lukas juga menyaksikan perkataan malaikat kepada para wanita, yaitu: “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mata? Ia tidak ada di sini. Ia telah bangkit” (Luk. 24:5).
Di depan kubur Yesus, harapan dari para wanita tersebut berubah secara drastis, yaitu berubah menjadi harapan yang menimbulkan kekuatan dan perubahan orientasi hidup, sebab Yesus yang telah wafat itu kini telah bangkit.
Perubahan nyata:
a. Dimulai dengan kesedihan, berduka dan kehilangan serta perasaan tidak berdaya namun oleh karena kebangkitan Kristus berubah menjadi suatu sukacita yang besar.
Matius 28:8 menyaksikan reaksi para wanita yang semula yaitu: “Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus”. Berita malaikat Tuhan tersebut menghasilkan suatu perubahan pengharapan dan cara pandang iman yang sama sekali baru.
b. Dimulai dari pembawa rempah tanda dukacita, namun oleh kebangkitan Kristus mereka menjadi saksi kebangkitan Kristus yg pertama kali.
Semula mereka melangkah ke kubur Yesus dengan perasaan sedih dan tertekan, tetapi kini langkah mereka berubah menjadi: “berlari bersemangat, cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus yang lain”.
Peristiwa Paskah bermakna sebagai peristiwa transformasi pengalaman iman yang mengubah kesedihan menjadi sukacita, dan mampu mengubah kehidupan yang penuh dengan rasa putus-asa menjadi hidup yang berpengharapan.
II. Kebangkitan Yesus membawa PENYERTAAN KEKAL
Perkataan pertama Paskah:
Perkataan dari Yesus yang bangkit kepada para muridNya adalah: “Salam bagimu” (Mat. 28:9). Ucapan salam dari Tuhan Yesus ini tentunya memiliki makna bahwa Tuhan Yesus yang telah bangkit menyatakan realita damai-sejahtera “syaloom” dan keselamatan dari Allah.
Tuhan Yesus datang menjumpai para muridNya dalam keadaan damai sehingga mereka dibebaskan dari perasaan takut, tertekan, sedih, gelisah dan tidak berdaya.
Tuhan Yesus melanjutkan perkataanNya, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudaraKu, supaya mereka pergi ke Galilea dan di sanalah mereka akan melihat Aku” (Mat. 28:10).
Dalam peristiwa kebangkitanNya, Tuhan Yesus datang untuk menghibur dan mengusir perasaan takut yang sempat mengelayuti hati para murid beberapa hari sebelumnya.
Artinya kehadiran Kristus yang bangkit itu sama sekali tidak menimbulkan perasaan takut, tetapi perasaan damai-sejahtera. Sebab kehadiran Tuhan Yesus dengan tubuh kebangkitanNya, telah menetralisir dan menyembuhkan semua perasaan sedih dan kecewa yang sempat dialami oleh para murid Yesus.
Yang sangat menarik, Yesus yang bangkit itu justru menyuruh mereka pergi ke Galilea untuk berjumpa lagi dengan Dia.
Mengapa mereka harus pergi ke Galilea untuk bertemu dengan Yesus yang bangkit?
Pada zaman itu semua orang Israel umumnya paham bahwa Galilea merupakan daerah yang dianggap terbelakang dan udik dengan karakteristik orang-orangnya yang dianggap kurang berpendidikan, miskin secara ekonomis dan adat kesopanan yang kurang halus.
Pada awal pelayananNya Tuhan Yesus telah memulai di Galilea; dan ketika Ia bangkit, Tuhan Yesus berada kembali di Galilea.
Pesan moral yg hendak disampaikan Tuhan Yesus yang pernah hidup, mati dan kemudian bangkit dari antara orang mati pada hakikatnya menjadi Juru-selamat bagi setiap orang yang lemah dan terbuang.
Tuhan Yesus yang bangkit adalah juga Kristus yang sungguh-sungguh peduli dan mengasihi setiap orang yang tidak berdaya, papa, dan kehilangan pengharapan. Jadi Kristus yang bangkit dari kematian secara nyata memposisikan diriNya sebagai seorang pembela dan Juru-selamat bagi setiap orang yang terbuang, tersisih dan ditolak oleh dunia ini.
Menurut pola pikir manusia, kematian Kristus di atas kayu salib merupakan akhir dari segala-galanya. Kematian Kristus juga telah menghentikan karyaNya, dan tubuh fisikNya mengalami kehancuran. Tetapi semua rencana dari kuasa dunia tersebut tidak pernah menjadi suatu akhir dari segalanya. Justru sebaliknya:
a. Kematian Kristus menjadi karya Allah yang mendamaikan dengan umat manusia.
b. Bahkan melalui kematianNya, Allah kemudian membangkitkan tubuh fisik Kristus dengan tubuh kebangkitan yang mulia, sehingga Kristus kini dapat hadir di setiap tempat dan ruang tanpa batas.
c. Kehadiran Kristus yang bangkit justru menjadi kehadiran Ilahi yang makin efektif sehingga Dia kini mampu menjangkau untuk menolong setiap orang yang lemah dan tersisih.
Kehidupan kita sering seperti para wanita yang mengunjungi kubur Tuhan Yesus.
Pada satu momen tertentu kita merasa hidup dalam kekelaman yang pekat, dunia terasa runtuh, dan tanpa pengharapan apapun. Sehingga sepertinya kita tidak memiliki kekuatan sedikitpun untuk melanjutkan kehidupan di masa mendatang.
Di saat-saat demikian, kita merasa terkepung oleh berbagai permasalahan dan tidak menemukan sedikit celahpun sebagai solusi. Kita cenderung bersikap bingung, panik dan tergoda untuk melakukan jalan pintas.
Namun oleh kuasa kebangkitan Kristus semua potensi kelemahan, ketidakberdayaan bahkan kerapuhan hidup kita sudah diberi jalan perubahan: Jalan pembaharuan yg penuh harapan dan jaminan kepastian penyertaan Allah yg kekal.
Kebangkitan Kristus telah mengubah segala jalan yang tertutup menjadi jalan yang terbuka. Allah akan menyediakan pertolongan dan keselamatan bagi setiap orang yang lemah, tersisih dan terbuang.
Kebangkitan Kristus merupakan kabar gembira dan sukacita bagi setiap orang yang tidak berdaya. Sebab Kristus yang bangkit adalah Kristus yang senantiasa hadir untuk menolong setiap orang yang berseru kepadaNya.
Kehadiran Kristus yang bangkit senantiasa menghadirkan syaloom Allah, sehingga semua ketakutan dan kegelisahan kita akan dipulihkan olehNya.
Apa yg sudah Tuhan kerjakan dengan kematian dan kebangkitanNya bukan untuk membawa kita hanya senang dan bangga dengan karya Kristus yg sudah mentransformasi kehidupan menjadi lebih baik. Namun Allah hendak membawa hidup jauh lebih berdaya guna supaya menjadi SAKSI-NYA yg sangat efektif memberitakan kematian dan kebangkitannya didunia ini.
Itulah berkat PASKAH kita,
.sbab DIA hidup...ada hari esok...
Sbab DIA hidup ku tak gentar...
Karena ku tahu DIA pegang hari esok... Hidup jadi berarti sbab
YESUS HIDUP.....
orang-orang yg hidupnya hancur tanpa pengharapan, tidak berharga tetapi ditenagai oleh RohNya dan diberi kehormatan sebagai agen sorgawi untuk menyampaikan KABAR BAIK kepada dunia ini.
Bersama kebangkitanNya, Dia memastikan kemanapun kita pergi dan berada, sudah tidak ada lagi sekat yg sanggup menghalangi penyertaan kekal Allah didalam kita. Amin
Dia sudah BANGKIT......
Ya.... DIA sudah Bangkit......
Apa relevansi kebangkitanNya dengan hidup kita saat ini ?
I. Kebangkitannya memberikan HARAPAN YANG KEKAL
Peristiwa Pertama: (Matius 28:1).
Paskah diawali oleh catatan Injil Matius dengan suatu kesaksian: “Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria lainnya, menengok kubur itu”
Apakah yang dipikirkan oleh Maria Magdalena dan Maria lainnya saat mereka pergi untuk menengok kubur Yesus pada waktu subuh?
Apakah mereka pada waktu itu berpikir akan melihat peristiwa kebangkitan Yesus?
Apakah mereka memiliki harapan untuk dapat menjumpai Yesus yang bangkit?
Pastinya mereka sama sekali tidak pernah berpikir untuk melihat peristiwa kebangkitan Yesus dari kuburNya. Mereka juga tidak memiliki pengharapan sedikitpun untuk berjumpa dengan Yesus Kristus yang berhasil mengalahkan maut dengan bangkit dari kematianNya.
Tujuan kedatangan para wanita tersebut ke kubur Yesus adalah untuk hal yg manusiawi; membawa rempah-rempah dan minyak mur. Mereka datang secara khusus untuk mengurapi jenasah Yesus sebagai ungkapan kasih dan penghormatan yang terakhir. Sebab pada waktu pemakaman jenasah Yesus beberapa hari sebelumnya, mereka tidak sempat menaburi jenasah Yesus dengan rempah-rempah dan minyak mur karena saat itu telah mendekati senja dan bertepatan dengan persiapan untuk menyambut hari Sabat.
Namun sungguh mengejutkan, bahwa peristiwa Paskah pada waktu itu yang diawali dengan tiadanya pengharapan dan iman bahwa Yesus akan bangkit, walaupun mereka sebelumnya telah mendengar pesan dan pengajaran itu dari Tuhan Yesus waktu Dia masih bersama-sama dengan mereka.
Sikap para wanita saat mereka mengunjungi kubur Yesus di hari Minggu pagi itu sesungguhnya hanya diliputi perasaan sedih, berdukacita dan sangat kehilangan dengan kepergian Yesus yang harus mati dengan cara yang tragis di kayu salib.
Pahlawan, guru, pemimpin besar dan Messias yg menjadi tumpuan harapan, kini telah tiada. Apalagi yang dapat mereka harapkan dari Yesus? Semua telah berakhir !
Tetapi harapan mereka yang telah runtuh itu secara mengejutkan dipulihkan oleh Allah.
Allah mengutus seorang malaikatNya untuk memberi kabar tentang peristiwa kebangkitan Kristus, sambil berkata: “Janganlah takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakanNya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring” (Mat. 28:5-6).
Harapan para wanita yang semula hanya ingin merempah-rempahi jenasah Yesus sebagai penghormatan mereka yang terakhir berubah menjadi harapan yang baru dan penuh sukacita.
Sebab jenasah Yesus yang akan mereka rempah-rempahi kini sudah tidak ada lagi di kubur. Yesus sudah tidak ada dikubur, YESUS sudah BANGKIT dari kubur!!!!
Dengan gagasan yang sama Injil Lukas juga menyaksikan perkataan malaikat kepada para wanita, yaitu: “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mata? Ia tidak ada di sini. Ia telah bangkit” (Luk. 24:5).
Di depan kubur Yesus, harapan dari para wanita tersebut berubah secara drastis, yaitu berubah menjadi harapan yang menimbulkan kekuatan dan perubahan orientasi hidup, sebab Yesus yang telah wafat itu kini telah bangkit.
Perubahan nyata:
a. Dimulai dengan kesedihan, berduka dan kehilangan serta perasaan tidak berdaya namun oleh karena kebangkitan Kristus berubah menjadi suatu sukacita yang besar.
Matius 28:8 menyaksikan reaksi para wanita yang semula yaitu: “Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus”. Berita malaikat Tuhan tersebut menghasilkan suatu perubahan pengharapan dan cara pandang iman yang sama sekali baru.
b. Dimulai dari pembawa rempah tanda dukacita, namun oleh kebangkitan Kristus mereka menjadi saksi kebangkitan Kristus yg pertama kali.
Semula mereka melangkah ke kubur Yesus dengan perasaan sedih dan tertekan, tetapi kini langkah mereka berubah menjadi: “berlari bersemangat, cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus yang lain”.
Peristiwa Paskah bermakna sebagai peristiwa transformasi pengalaman iman yang mengubah kesedihan menjadi sukacita, dan mampu mengubah kehidupan yang penuh dengan rasa putus-asa menjadi hidup yang berpengharapan.
II. Kebangkitan Yesus membawa PENYERTAAN KEKAL
Perkataan pertama Paskah:
Perkataan dari Yesus yang bangkit kepada para muridNya adalah: “Salam bagimu” (Mat. 28:9). Ucapan salam dari Tuhan Yesus ini tentunya memiliki makna bahwa Tuhan Yesus yang telah bangkit menyatakan realita damai-sejahtera “syaloom” dan keselamatan dari Allah.
Tuhan Yesus datang menjumpai para muridNya dalam keadaan damai sehingga mereka dibebaskan dari perasaan takut, tertekan, sedih, gelisah dan tidak berdaya.
Tuhan Yesus melanjutkan perkataanNya, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudaraKu, supaya mereka pergi ke Galilea dan di sanalah mereka akan melihat Aku” (Mat. 28:10).
Dalam peristiwa kebangkitanNya, Tuhan Yesus datang untuk menghibur dan mengusir perasaan takut yang sempat mengelayuti hati para murid beberapa hari sebelumnya.
Artinya kehadiran Kristus yang bangkit itu sama sekali tidak menimbulkan perasaan takut, tetapi perasaan damai-sejahtera. Sebab kehadiran Tuhan Yesus dengan tubuh kebangkitanNya, telah menetralisir dan menyembuhkan semua perasaan sedih dan kecewa yang sempat dialami oleh para murid Yesus.
Yang sangat menarik, Yesus yang bangkit itu justru menyuruh mereka pergi ke Galilea untuk berjumpa lagi dengan Dia.
Mengapa mereka harus pergi ke Galilea untuk bertemu dengan Yesus yang bangkit?
Pada zaman itu semua orang Israel umumnya paham bahwa Galilea merupakan daerah yang dianggap terbelakang dan udik dengan karakteristik orang-orangnya yang dianggap kurang berpendidikan, miskin secara ekonomis dan adat kesopanan yang kurang halus.
Pada awal pelayananNya Tuhan Yesus telah memulai di Galilea; dan ketika Ia bangkit, Tuhan Yesus berada kembali di Galilea.
Pesan moral yg hendak disampaikan Tuhan Yesus yang pernah hidup, mati dan kemudian bangkit dari antara orang mati pada hakikatnya menjadi Juru-selamat bagi setiap orang yang lemah dan terbuang.
Tuhan Yesus yang bangkit adalah juga Kristus yang sungguh-sungguh peduli dan mengasihi setiap orang yang tidak berdaya, papa, dan kehilangan pengharapan. Jadi Kristus yang bangkit dari kematian secara nyata memposisikan diriNya sebagai seorang pembela dan Juru-selamat bagi setiap orang yang terbuang, tersisih dan ditolak oleh dunia ini.
Menurut pola pikir manusia, kematian Kristus di atas kayu salib merupakan akhir dari segala-galanya. Kematian Kristus juga telah menghentikan karyaNya, dan tubuh fisikNya mengalami kehancuran. Tetapi semua rencana dari kuasa dunia tersebut tidak pernah menjadi suatu akhir dari segalanya. Justru sebaliknya:
a. Kematian Kristus menjadi karya Allah yang mendamaikan dengan umat manusia.
b. Bahkan melalui kematianNya, Allah kemudian membangkitkan tubuh fisik Kristus dengan tubuh kebangkitan yang mulia, sehingga Kristus kini dapat hadir di setiap tempat dan ruang tanpa batas.
c. Kehadiran Kristus yang bangkit justru menjadi kehadiran Ilahi yang makin efektif sehingga Dia kini mampu menjangkau untuk menolong setiap orang yang lemah dan tersisih.
Kehidupan kita sering seperti para wanita yang mengunjungi kubur Tuhan Yesus.
Pada satu momen tertentu kita merasa hidup dalam kekelaman yang pekat, dunia terasa runtuh, dan tanpa pengharapan apapun. Sehingga sepertinya kita tidak memiliki kekuatan sedikitpun untuk melanjutkan kehidupan di masa mendatang.
Di saat-saat demikian, kita merasa terkepung oleh berbagai permasalahan dan tidak menemukan sedikit celahpun sebagai solusi. Kita cenderung bersikap bingung, panik dan tergoda untuk melakukan jalan pintas.
Namun oleh kuasa kebangkitan Kristus semua potensi kelemahan, ketidakberdayaan bahkan kerapuhan hidup kita sudah diberi jalan perubahan: Jalan pembaharuan yg penuh harapan dan jaminan kepastian penyertaan Allah yg kekal.
Kebangkitan Kristus telah mengubah segala jalan yang tertutup menjadi jalan yang terbuka. Allah akan menyediakan pertolongan dan keselamatan bagi setiap orang yang lemah, tersisih dan terbuang.
Kebangkitan Kristus merupakan kabar gembira dan sukacita bagi setiap orang yang tidak berdaya. Sebab Kristus yang bangkit adalah Kristus yang senantiasa hadir untuk menolong setiap orang yang berseru kepadaNya.
Kehadiran Kristus yang bangkit senantiasa menghadirkan syaloom Allah, sehingga semua ketakutan dan kegelisahan kita akan dipulihkan olehNya.
Apa yg sudah Tuhan kerjakan dengan kematian dan kebangkitanNya bukan untuk membawa kita hanya senang dan bangga dengan karya Kristus yg sudah mentransformasi kehidupan menjadi lebih baik. Namun Allah hendak membawa hidup jauh lebih berdaya guna supaya menjadi SAKSI-NYA yg sangat efektif memberitakan kematian dan kebangkitannya didunia ini.
Itulah berkat PASKAH kita,
.sbab DIA hidup...ada hari esok...
Sbab DIA hidup ku tak gentar...
Karena ku tahu DIA pegang hari esok... Hidup jadi berarti sbab
YESUS HIDUP.....
orang-orang yg hidupnya hancur tanpa pengharapan, tidak berharga tetapi ditenagai oleh RohNya dan diberi kehormatan sebagai agen sorgawi untuk menyampaikan KABAR BAIK kepada dunia ini.
Bersama kebangkitanNya, Dia memastikan kemanapun kita pergi dan berada, sudah tidak ada lagi sekat yg sanggup menghalangi penyertaan kekal Allah didalam kita. Amin
Dia sudah BANGKIT......
Ya.... DIA sudah Bangkit......