Hamba Tuhan juga manusia

Memenuhi panggilan sebagai hamba Tuhan seperti bermetamorfosis sebagai manusia unggul, memiliki kualitas hidup yg tegar, sabar, berwibawa, sakti mandraguna, selalu hidup dalam kesalehan.....,
Menjadi hamba Tuhan seolah-olah harus mememiliki setting penampilan, gaya hidup, selera, cara perilaku, budi bahasa serba teratur, terukur tidak boleh salah.. Ya.....seperti memasuki dunia lain, Kehadirannya diyakini membawa atmosfir perubahan, perkataannya menjadi sabda pandita ratu, apa yg didoakan pasti dijawab Tuhan. seolah-olah jauh sekali dari masalah hidup. Idealisnya seorang hamba Tuhan tidak boleh sedih, lemah, sakit, gagal apalagi kagetan.....atau jantungan...
Benarkah hamba Tuhan bukan menjadi seperti manusia lagi?
Kita perlu berterus terang tentang realitas keseharian sebagai hamba Tuhan yg adalah manusia biasa!

Yesaya 6
ayat.1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nyamemenuhi Bait Suci.
ayat.8 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"


Apa relevansinya kematian raja Uzia, kemuliaan Tuhan dan panggilan pelayanan?
2 Tawarikh 26 : 1 -1 26 melatarbelakangi kehidupan raja Uzia
Tahun kematian raja Uzia adalah indikasi telah berakhirnya jaman kejayaan pemerintahan Yehuda sekaligus kembalinya masa depan suram pekerjaan Tuhan.
Dalam masa pemerintahan raja Uzia yg dibimbing oleh Zakaria, telah berhasil mereformasi disegala bidang yg membuat makmur ekonomi, sosial, budaya dan spiritual.

Diskripsi keberhasilan raja Uzia dipaparkan sangat panjang:
a. Uzia menjadi ikon perubahan dan masa depan, seluruh mata tertuju dan berharap pada keberlangsungan pemerintahan untuk terus mencatat prestasi gemilang.
b. Uzia menjadi model orang yg sangat berhasil memajukan kesejahteraan rakyat. Sektor pertanian dan peternakan sangat berkembang, ketersediaan air irigasi terjamin, sehingga ekonomi masyarakat menjadi semakin baik.
c.Uzia menjadi lambang kemakmuran dan ketentraman hidup, karena semua bangsa tetangganya sangat gemetar dengannya.
d. Uzia merepresentasikan kemajuan teknologi canggih dalam jamannya. (ayat.12-15)
Dalam budaya masa kini penemuannya adalah inovasi teknologi canggih: karena ia sudah berhasil memperlengkapi tentaranya dengan perisai, tombak, ketopong, baju zirah, busur panah dan batu umban. Harap dicatat bahwa pada jaman itu bisa membuat perisai dan tombak adalah suatu teknologi yang sangat tinggi. Bahkan ia membuat alat-alat perang yang bisa menembakkan anak panah dan batu besar ke pihak musuh. Alat-alat perang ini hasil penemuan seorang ahli, Dia bisa menciptakan senjata yang belum ada pada bangsa-bangsa lain.
Salah satu alasan mengapa pada jaman Daud bangsa Israel terus-menerus kalah melawan Filistin? Karena secara teknis orang Filistin menguasai komoditi besi dan logam berat, sedangkan Israel belum bisa bikin tombak. Baru tiga abad kemudian, teknologi itu kembali ditemukan padahal sebelumnya sudah dibikin oleh Uzia.
e.. Uzia adalah jendral perang yg jenius, kaya strategi (ayat.11)
Negara dikelola secara baik dengan mengedepankan unsur pertahanan dan keamanan terjamin. saat itu ia mempunyai 2600 prajurit kopassus yang ahli berperang ditambah 307.500 orang tentara profesional.
Tidak ada yang bisa menandingi masa kejayaan di dalam sejarah kerajaan Israel seperti pada waktu masa pemerintahan raja Salomo. Setelah Salomo mati, kerajaannya terpecah dua, Israel dan Yehuda. Kerajaan Israel makin lama makin jahat, sedangkan kerajaan Yehuda kadang-kadang punya raja yang sedikit agak baik, tetapi juga punya raja jahat. Itu adalah masa kerajaan Yehuda yang makin lama terus menurun. Tetapi ada seorang raja muda, umurnya baru 16 tahun maju dan berdiri sekaligus cinta Tuhan.
Banyak orang menaruh pengharapan yang besar kepada dia. Selama 25 tahun pemerintahannya dia sudah mencapai prestasi yang begitu tinggi. Namanya begitu termasyur sampai ke negeri-negeri yang jauh. Tetapi raja Uzia sudah tiada bukan dalam kemegahan justru dalam kehinaan, bukan dalam kesetiaan pada Tuhan justru pada pemberontakan pada Allah, akhir hidupnya sangat tragis, tak menandakan bahwa ia pernah menjadi seorang raja yg berhasil. .....

Bagi nabi Yesaya, kematian raja Uzia bagaikan pukulan berat yg membingungkan pikirannya! sehingga ia mengambil waktu untuk berdoa menyampaikan pergumulan pelayanan kepada TUHAN.didalam bait Allah.
Apa respon TUHAN atas kegalauan hati Yesaya?
TUHAN menampakkan Diri dengan menunjukkan:
# Tahta kemuliaan Allah
# Puncak jubah Allah memenuhi bait suci
# Pelayanan kerubim
Apa artinya pesan Tuhan bagi kita yg menjadi hamba Tuhan masa kini?

I. Hamba Tuhan juga perlu menata ulang iman kepada Tuhan (ME REKONSTRUKSI)

Yesaya sebagai hamba Tuhan sempat terpukau dengan kemuliaan tahta raja Uzia, sehingga Tuhan hendak mengkontraskan eksistensiNya yg sangat amat mulia, bersinar-sinar megah,..sangat mengagumkan tiada bandingnya.dengan apa yg pernah dirasakan Yesaya, saat nunut kamulyan (menumpang kemuliaan) raja Uzia.
Selama 25 tahun masa keberhasilan pemerintahan Uzia, Yesaya telah merasakan banyak akses, kemudahan, fasilitas pelayanan dari seorang raja yg diberkati Tuhan. Pelayanan Yesaya tidak perlu menguras banyak energi, karena support yg sangat besar, ia cukup numpang saja pada otoritas raja yg sangat cinta Tuhan maka pelayanan akan menggelinding dengan sendirinya. Perjumpaan Yesaya dengan Tuhan hendak menegaskan bahwa:

a. Tahta kemuliaan raja betapapun hebatnya berpotensi runtuh tanpa terduga (ayat.16)
Tidak seorangpun dapat menduga seorang raja yg cinta Tuhan tiba-tiba........ge de....buuuuk... jatuh dalam dosa ketidaksetiaan, sehingga tangan Tuhan harus memukul sekeras-kerasnya, sampai ia mati seperti orang yg tak bermartabat.

b. Tahta kemuliaan raja berpotensi menyilaukan pandangan kita
Yesasa sebagai hamba Tuhan tidak dapat mengelak berbagai fasilitas pelayanan yg didapat dari pemerintahan yg takut akan Tuhan. Namun kemilau sinar keberhasilan tangan manusia memungkinkan orang melupakan sumber pertolongan yg sebenarnya. Tetapi sekarang ini, dalam kekagetannya , ia melihat orang yg sangat baik tiba-tiba jatuh, ia menjadi risau tentang masa depan pelayanan tanpa proteksi dari pemerintahan....
Saat itulah Allah menyatakan sinar kemuliaan tahta Raja diatas segala Raja yg jauh lebih berkilau dari kemuliaan Uzia.
Tuhan hendak menjelaskan secara detail bahwa sumber keberhasilan pemerintahan Uzia itu karena Tangan Tuhan.
Ayat .5 Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil.
ayat. 15 Ia membuat juga di Yerusalem alat-alat perang, ciptaan seorang ahli, yang dapat menembakkan anak panah dan batu besar, untuk ditempatkan di atas menara-menara dan penjuru-penjuru. Nama raja itu termasyhur sampai ke negeri-negeri yang jauh, karena ia ditolong dengan ajaib sehingga menjadi kuat.
Yesaya tersentak dengan jawaban Tuhan yg menjelaskan duduk perkara sebenarnya, bahwa ia harus membawa mengembalikani pengabdiannya pada cara yg benar, pada sumber yg benar, pada kekuatan yg benar dan pada tujuan yg murni.
Berbagai Akses dan fasilitas pelayanan selama 25 tahun terbukti tidak membuatnya 100% sadar bahwa sumber pertolongan datangnya dari Tuhan. malahan telah mempesona gairah emosinya untuk terus terpukau dengan kebaikan dan kehebatan anak muda yg bernama Uzia. Walaupun masa depan pelayanan menghadapi kesulitan yg hebat namun Yesaya setelah berjumpa dengan Tuhan tak lagi gentar menghadapinya.
Tidak ada yg salah dengan fasilitas atau akses pelayanan yg kita dapat dari teman, sahabat, pejabat, sponsor atau bahkan pejabat negara. toh memang juga membutuhkannya. Persoalan yg menyertainya adalah kecenderungan kita menyandarkan hidup dan pelayanan kita pada tangan lain (other hand) bukan tangan Tuhan (His hand).

II. Hamba Tuhan juga perlu meneguhkan kembali panggilan pelayanan (ME RE-DeDIKASI)
Yesaya 6:.6
Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"
Bagian ini menjelaskan bagaimana seorang nabi Tuhan yang sudah melayani Tuhan kembali memiliki hati yang dibawa kembali kepada Tuhan. Pastinya ini bukan panggilan pelayanan yg pertama Ini menegaskan tentang re-dedikasi pelayanan .
Tuhan bertanya, “Siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka Yesaya menjawabnya dengan kalimat yang sangat indah ini, “Tuhan, ini aku.” pakailah aku......
karena sesudah itu di ayat 9 Tuhan bilang, “Aku akan mengutus engkau kepada bangsa yang tidak mau mendengar apa yang engkau katakan.” Tetapi Yesaya tidak menjadi takut dan gentar, karena peristiwa berjumpa dengan Tuhan itu sudah menjadi api dan kekuatan yang membakar pelayanan.
Pengabdian bukanlan komitmen yg bernilai abadi walaupun diterpa banyak persoalan. Pengabdian juga bukan komitmen murahan yg sangat mudah kita permainkan untuk mendapat simpati. Sejujurnya pengabdian kita kepada Tuhan sering berubah-ubah sesuai arah angin. Yesaya telah nebeng kemuliaan raja Uzia untuk memajukan pelayanannya. Kematian Uzia membuatnya berpikir telah memasuki masa depan pelayanan yg suram...?
Panggilan Tuhan kepadanya kali ini adalah: Penguatan panggilan pertama (re-dedikasi), ini adalah penyegaran panggilan, atau pembaharuan panggilan supaya pelayanannya semakin efektif (berdayaguna).
Memasuki konsep pelayanan yg sangat sulit tanpa topangan fasilitas raja, apakah Yesaya bersedia?
Adalah kegentaran bagi kita saat melihat perubahan jaman yg sering tidak mengkondisikan idealnya pelayanan untuk berkembang. KIta menghitung investasi yg sangat terbatas, kapasitas diri yg rata-rata, tidak ada akses, kecil support namun harus eksis bahakn progresif bisakah......mungkinkah? membauat kita kadang limbung dalam diskusi dengan diri sendiri.
Penting bagi kita untuk bertanya sekali lagi pada diri sendiri
Masih sanggupkah kita melayani Tuhan sekarang ini , apakah harus pensiun dini atau banting setir saja....
Hamba Tuhan juga perlu re-dedikasi!
III. Hamba Tuhan juga perlu mengkonsep ulang tujuan pelayanan (MEREFORMULASI) ayat.2-3

Mengapa Tuhan perlu membawa Yesaya kembali melihat kesucianNya dan pekerjaan pe layanan serafim? Serafim adalah makhluk malaikat bertingkat tinggi; Nama mereka berasal dari kata 'seraph' (harfiah -- "makhluk yang menyala") mungkin menunjukkan kemurnian mereka sebagai yang melayani Allah di sekitar takhta-Nya; mereka mencerminkan kemuliaan Allah sedemikian rupa sehingga kelihatan seperti terbakar. Dari sikap dan perkataan yg terus disampaikan menjelaskan bahwa
Apa relevansinya dengan pelayanan Yesaya?
1. Pelayanan adalah tindakan PENYEMBAHAN.

Serafim adalah para malaikat yang menyembah Allah secara terus menerus, mereka secara khusus memusatkan diri untuk menyembah Allah.
Pelayanan adalah tindakan penyembahan: dimana kita membungkukkan diri untuk memberi persembahan secara utuh kepada Tuhan dengan rasa hormat, kagum, syukur. Perhatikan bagaimana pelayanan pekerjaan Tuhan telah banyak bergeser arah menjadi tindak untuk mengeksploitasi Allah bagi kepentingan diri manusia.. Jadi kerja pelayanan telah banyak dirubah formulanya bukan untuk memberi kepada Allah. Melayani untuk mendapatkan, melayani untuk menerima, melayani untuk saya.
2. Pelayanan bukan karena alasan KAPASITAS
Serafim berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
Apa artinya kualitas perbuatan moral kita walupun oleh orang lain telah dianggap memenuhi standar moral diatas rata-rata namun jika kita berhadapan dengan kekudusan Tuhan. Malaikat Tuhanpun tak sanggup membuka wajahnya memandang kekudusan Allah.
Pelayanan sama sekali tidak berbicara pengalaman perbuatan baik kita
Pelayanan juga tidak berbicara tentang besarnya kemampuan kerja kita
Pelayanan juga tidak berbicara masalah kecerdasan orasi kita
JIka kita dipanggil untuk melayaniNya itu menunjukkan besarnya anugerah yg dipercayakan kepada kita. Panggilan itu adalah inisiatif Allah sendiri bukan karena ada potensi besar yg mau dimanfaatkan Allah dari diri kita. Dia adalah Allah mandiri dalam karya. JIka Dia bersedia memakai kita, itu adalah anugerahNya!.

3. Pelayanan dibangun diatas dasar RELASI bukan sekedar komitmen pelayanan.

Komposisi anatomi sayap serafim yg berjumlah enam : empat sayap dipakai dalam kaitannya penyembahan sedang dua sayap dipakai untuk terbang atau bekerja melayani Tuhan. Menjelaskan dominasi relasi pribadi manusia dengan Tuhan merupakan dasar dibangunnya pelayanan. Pelayanan sejati bukan dibangun diatas dasar komitmen, kemauan yg sangat kuat untuk melayani karena nyatanya komitmen manusia yg bermetraipun dapat berubah-ubah apalagi komitmen dengan Tuhan yg tidak kelihatan!

Hamba Tuhan adalah manusia biasa, punya rasa, punya hati......
Hamba Tuhan juga bisa salah, gagal dan silau dengan dunia dengan segala kemegahannya.....
Hamba Tuhan juga butuh KESEMPATAN KEDUA untuk membangun pelayanannya menjadi semakin efektif lagi!

Namun Allah dengan segala kemegahanNya telah menyediakan fasilitas yg jauh lebih hebat daripada yg pernah ditawarkan oleh dunia ini.
Allah menawarkan kemuliaan tiada tanding
Allah menawarkan kekuatan yg tanpa batas
Allah menawarkan penyertaan yg sempurna
Allah rindu mentransfer segala kekuatan , kasih, kemurahan, anugrahnya secara lengkap dalam hidup kita. Supaya kita yg menjadi hamba Tuhan yg manusia biasa menjadi mitra kerja yg luar biasa.
Inilah waktunya sekarang untuk mewujudkannya! GBU