<Michael Jordan: “Itulah sebabnya saya bisa berhasil.”>
Michael Jordan (MJ) lahir di Brooklyn, USA pada tanggal 17 Februari 1963.
Dengan trademark nomor kostum 23, MJ dikenal sebagai salah satu atlet basket terbaik sepanjang masa yang meraih puncak kejayaannya bersama golden generation Chicago Bulls.
Tangannya sempat mengangkat enam lambang supremasi juara NBA bersama Chicago Bulls. Namanya pernah terukir sebagai peraih Rockie of the Year. Lehernya juga pernah merasakan medali emas Olympiade.
Tak terlewatkan gelar-gelar seperti MVP Reguler, MVP All-Star, MVP Final,
hingga penghargaan guard terbaik pernah disandangnya.
Popularitas Jordan kala itu melesat pesat seiiring gelimang prestasinya di kancah NBA. Bahkan efeknya seolah melebihi kadar pertandingan basket itu sendiri.
Tak luput fenomena dari sang mahabintang ini juga ikut memberi andil bagi strategi ekspansi bisnis perusahaan apparel NIKE ke pasar global.
Gaya dunk-nya yang khas dijadikan ikon produk Air Jordan.
Suatu personal brand dari seorang atlet, yang mungkin hanya bisa disamai oleh David Beckham, pesepakbola asal Inggris yang identik sebagai ikon abadi Adidas. Animo masyarkat dunia mendadak turun saat sang legenda memutuskan pensiun pada 1993, sebelum melakukan comeback pada 1995.
Berbeda dengan kariernya yang bergelimang gelar,
masa kecil Jordan tidaklah seindah kehidupan profesionalnya.
“Saya melatih Michael saat dia berusia 13, 14, dan 15 tahun.
Semasa remajanya, Michael bukanlah seorang juara. Dia hanya remaja biasa yang bermain di liga junior, tetapi sangat bebas dan kompetitif,” kata Richard Neher, pelatih baseball Jordan kecil saat ada di Liga Babe Ruth.
Dalam olahraga basket, awalnya nasib Jordan juga tidak berbeda jauh dengan apa yang diutarakan Neher. Saat tingkat akhir junior high school,
Mike hanyalah seorang guard dengan tinggi 175 cm, itu saja.
Jangan pernah percaya jika ada yang berkata bahwa saat itu pun dia sudah hebat.
Cinta pertama Mike dengan bola basket terjadi saat Jordan junior
sering bermain one on one dengan saudaranya, Larry, di lapangan belakang rumahnya di Wilmington, North Carolina.
Karena awalnya selalu kalah, Jordan kecil sangat bangga saat pertama kali
bisa mengalahkan kakaknya.
Mantan pemain Washington Wizards ini sangat betah berjam-jam bermain disana, dan kebiasaan ini terus berlanjut hingga menginjak usia remaja.
Saat menempuh kelas pertama di senior high school, Jordan mengalami salah satu saat paling mengecewakan dalam hidupnya.
Dirinya mendapati fakta bahwa namanya tidak tercantum di daftar tim utama SMU Laney di Wilmington, North Carolina.
Mike sampai terus mencari hingga deret alfabet terakhir hanya untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan dari apa yang dilihatnya.
Saking kecewanya, sepulang dari sekolah Jordan muda langsung masuk ke kamarnya dan menutup pintu, seolah tidak ingin ada yang melihat jika dia menangis. Luka hatinya baru sedikit terobati setelah memperoleh nasehat dari ibunya saat itu. “Saya lalu meminta Jordan untuk berlatih lebih keras.
Tapi saya menambahkan bahwa jika dirinya telah berusaha dengan keras dan tetap gagal, berarti itu memang bukan nasibnya,” begitu nasihat bijak dari sang ibunda.
Kendati masuk ke tim junior, Mike masih menyimpan kekecewaan.
Namun, dia berusaha mengobati rasa kecewanya saat itu sesuai dengan prinsip
yang terus dia terapkan saat sudah sukses, selalu berlatih lebih keras daripada saat bertanding.
MJ ingin agar dirinya bisa bertanding lebih ringan daripada saat berlatih.
Tak pelak sifat kompetitif itulah yang diakui dia sendiri makin membuat kualitasnya kian mekar hingga mengantarnya ke pentas NBA.
Atraksinya kian elegan sejalan dengan kematangan diri dan pengalaman bertanding di arena akbar.
“Saya tidak mau lagi merasakan itu (kekecewaan dan kegagalan).
Mulut pahit dan perut terasa mulas,” kenangnya mengenai kegagalannya masuk tim utama sekolahnya dulu.
Oleh karena itu, dalam seminar motivasi yang kerap diisinya tak lain Michael Jordan selalu menyimpulkannya dengan kata-kata yang juga diucapkannya di salah satu iklan NIKE,
“Sepanjang karier saya, lebih dari 9.000 tembakan saya meleset.
Saya pernah kalah dalam 300 pertandingan.
Setidaknya, 26 kali saya dipercaya untuk melakukan tembakan penentu kemenangan dan gagal. Saya telah berkali-kali menemui kegagalan dalam hidup saya,
dan itulah sebabnya saya bisa berhasil."
Publik dunia, Amerika, dan kita semua tentu bisa menganalogikan bahwa
jika dahulu Jordan muda menyerah, putus asa, atau hanya merenungi nasibnya, tentu tidak akan pernah ada produk sepatu Air Jordan dengan image dirinya.
Dengan rekaman jejak kesuksesannya, Michael kini tidak hanya dianggap sebagai mantan atlet atau idola dunia,
tapi sudah bisa menjadi inspirator dari masyarakat negara adidaya dan tentu kita semua.
Michael Jordan: “... Itulah sebabnya saya bisa berhasil.”
“Tanpa seorang pahlawan, kita semua hanyalah orang-orang biasa
dan tidak pernah tahu seberapa jauh kita bisa melakukan sesuatu” (Bernard Malamud)
"Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji,
ia akan mendapat upah."
*1 Kor 3:14*
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Karena setiap orang yang meminta, menerima
dan setiap orang yang mencari, mendapat
dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
*Mat 7: 7-8*
God Bless You... "+"
Michael Jordan (MJ) lahir di Brooklyn, USA pada tanggal 17 Februari 1963.
Dengan trademark nomor kostum 23, MJ dikenal sebagai salah satu atlet basket terbaik sepanjang masa yang meraih puncak kejayaannya bersama golden generation Chicago Bulls.
Tangannya sempat mengangkat enam lambang supremasi juara NBA bersama Chicago Bulls. Namanya pernah terukir sebagai peraih Rockie of the Year. Lehernya juga pernah merasakan medali emas Olympiade.
Tak terlewatkan gelar-gelar seperti MVP Reguler, MVP All-Star, MVP Final,
hingga penghargaan guard terbaik pernah disandangnya.
Popularitas Jordan kala itu melesat pesat seiiring gelimang prestasinya di kancah NBA. Bahkan efeknya seolah melebihi kadar pertandingan basket itu sendiri.
Tak luput fenomena dari sang mahabintang ini juga ikut memberi andil bagi strategi ekspansi bisnis perusahaan apparel NIKE ke pasar global.
Gaya dunk-nya yang khas dijadikan ikon produk Air Jordan.
Suatu personal brand dari seorang atlet, yang mungkin hanya bisa disamai oleh David Beckham, pesepakbola asal Inggris yang identik sebagai ikon abadi Adidas. Animo masyarkat dunia mendadak turun saat sang legenda memutuskan pensiun pada 1993, sebelum melakukan comeback pada 1995.
Berbeda dengan kariernya yang bergelimang gelar,
masa kecil Jordan tidaklah seindah kehidupan profesionalnya.
“Saya melatih Michael saat dia berusia 13, 14, dan 15 tahun.
Semasa remajanya, Michael bukanlah seorang juara. Dia hanya remaja biasa yang bermain di liga junior, tetapi sangat bebas dan kompetitif,” kata Richard Neher, pelatih baseball Jordan kecil saat ada di Liga Babe Ruth.
Dalam olahraga basket, awalnya nasib Jordan juga tidak berbeda jauh dengan apa yang diutarakan Neher. Saat tingkat akhir junior high school,
Mike hanyalah seorang guard dengan tinggi 175 cm, itu saja.
Jangan pernah percaya jika ada yang berkata bahwa saat itu pun dia sudah hebat.
Cinta pertama Mike dengan bola basket terjadi saat Jordan junior
sering bermain one on one dengan saudaranya, Larry, di lapangan belakang rumahnya di Wilmington, North Carolina.
Karena awalnya selalu kalah, Jordan kecil sangat bangga saat pertama kali
bisa mengalahkan kakaknya.
Mantan pemain Washington Wizards ini sangat betah berjam-jam bermain disana, dan kebiasaan ini terus berlanjut hingga menginjak usia remaja.
Saat menempuh kelas pertama di senior high school, Jordan mengalami salah satu saat paling mengecewakan dalam hidupnya.
Dirinya mendapati fakta bahwa namanya tidak tercantum di daftar tim utama SMU Laney di Wilmington, North Carolina.
Mike sampai terus mencari hingga deret alfabet terakhir hanya untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan dari apa yang dilihatnya.
Saking kecewanya, sepulang dari sekolah Jordan muda langsung masuk ke kamarnya dan menutup pintu, seolah tidak ingin ada yang melihat jika dia menangis. Luka hatinya baru sedikit terobati setelah memperoleh nasehat dari ibunya saat itu. “Saya lalu meminta Jordan untuk berlatih lebih keras.
Tapi saya menambahkan bahwa jika dirinya telah berusaha dengan keras dan tetap gagal, berarti itu memang bukan nasibnya,” begitu nasihat bijak dari sang ibunda.
Kendati masuk ke tim junior, Mike masih menyimpan kekecewaan.
Namun, dia berusaha mengobati rasa kecewanya saat itu sesuai dengan prinsip
yang terus dia terapkan saat sudah sukses, selalu berlatih lebih keras daripada saat bertanding.
MJ ingin agar dirinya bisa bertanding lebih ringan daripada saat berlatih.
Tak pelak sifat kompetitif itulah yang diakui dia sendiri makin membuat kualitasnya kian mekar hingga mengantarnya ke pentas NBA.
Atraksinya kian elegan sejalan dengan kematangan diri dan pengalaman bertanding di arena akbar.
“Saya tidak mau lagi merasakan itu (kekecewaan dan kegagalan).
Mulut pahit dan perut terasa mulas,” kenangnya mengenai kegagalannya masuk tim utama sekolahnya dulu.
Oleh karena itu, dalam seminar motivasi yang kerap diisinya tak lain Michael Jordan selalu menyimpulkannya dengan kata-kata yang juga diucapkannya di salah satu iklan NIKE,
“Sepanjang karier saya, lebih dari 9.000 tembakan saya meleset.
Saya pernah kalah dalam 300 pertandingan.
Setidaknya, 26 kali saya dipercaya untuk melakukan tembakan penentu kemenangan dan gagal. Saya telah berkali-kali menemui kegagalan dalam hidup saya,
dan itulah sebabnya saya bisa berhasil."
Publik dunia, Amerika, dan kita semua tentu bisa menganalogikan bahwa
jika dahulu Jordan muda menyerah, putus asa, atau hanya merenungi nasibnya, tentu tidak akan pernah ada produk sepatu Air Jordan dengan image dirinya.
Dengan rekaman jejak kesuksesannya, Michael kini tidak hanya dianggap sebagai mantan atlet atau idola dunia,
tapi sudah bisa menjadi inspirator dari masyarakat negara adidaya dan tentu kita semua.
Michael Jordan: “... Itulah sebabnya saya bisa berhasil.”
“Tanpa seorang pahlawan, kita semua hanyalah orang-orang biasa
dan tidak pernah tahu seberapa jauh kita bisa melakukan sesuatu” (Bernard Malamud)
"Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji,
ia akan mendapat upah."
*1 Kor 3:14*
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Karena setiap orang yang meminta, menerima
dan setiap orang yang mencari, mendapat
dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
*Mat 7: 7-8*
God Bless You... "+"