*Kesetiaan*
Mungkin kisah yang terjadi di kota Amman, Jordania, tergolong langka, unik sekaligus mengundang geli.
Seorang pria Jordania yang bernama Bakr Melhem merasa kesepian karena hidup terpisah dengan istrinya yang berada di luar kota.
Pria ini iseng-iseng “berselingkuh” dengan wanita lain dalam dunia maya melalui chatroom (ruang ngobrol) dengan memakai nick name tertentu di internet.
Setelah tiga bulan saling chatting, mereka benar-benar merasa cocok
dan saling jatuh cinta.
Bahkan sepasang kekasih di dunia maya ini berniat menikah.
Mereka lantas membuat janji untuk bertemu di sebuah tempat.
Namun saat mereka berdua bertemu, mereka terkejut dan terkesima.
Bukannya apa-apa,
tapi ternyata “wanita selingkuhan” di internet ini adalah istrinya sendiri.
#(Amsal 19: 21) : "Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana."
Kontan saja mereka berdua saling menuduh bahwa ia pasangan yang tidak setia. Rencana perkawinanpun batal dan sebaliknya mereka berdua sepakat untuk cerai karena satu sama lain tidak setia!
-> Kesetiaan memang menjadi barang langka bagi peradaban dunia modern ini. Begitu mudahnya seorang pria berselingkuh dengan wanita lain,
sementara itu si wanita juga tidak mau kalah dan segera mencari pria idaman lain (PIL).
Ujung-ujungnya pun sudah bisa ditebak, mereka memutuskan untuk bubar.
Yang menyedihkan, hal yang seperti ini tidak hanya terjadi di kalangan orang yang tidak kenal Tuhan,
sebaliknya banyak orang Kristen juga berpisah karena tidak ada lagi kesetiaan.
Semua ketidaksetiaan ini biasanya dipicu oleh pendapat umum yang berkata bahwa rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau dibandingkan dengan rumput di halaman kita sendiri.
Terjebak dengan pandangan yang seperti ini membuat satu sama lain mengorbankan kesetiaan demi mendapatkan sesuatu yang lebih “hijau”,
padahal kenyataannya tidak seperti itu.
Perbedaan pendapat memang kerap kali terjadi dan kekurangan-kekurangan pasangan kita memang akan semakin terlihat,
tetapi itu bukan berarti melegalkan ketidaksetiaan kita.
Justru di saat kita melihat ada kekurangan dan kelemahan di sana sini,
tugas kitalah untuk menutup dan menjadi pelengkap baginya.
Andaikata setiap orang punya pandangan seperti ini,
tentu ketidaksetiaan dan perselingkuhan bisa ditekan sampai titik nol!
Tidak ada yang melegalkan ketidak setiaan,
termasuk kekurangan dan kelemahan pasangan kita.....
*Jo-The Legend-W*
#(Amsal 19:22) :
"Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya;
lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong."
Mungkin kisah yang terjadi di kota Amman, Jordania, tergolong langka, unik sekaligus mengundang geli.
Seorang pria Jordania yang bernama Bakr Melhem merasa kesepian karena hidup terpisah dengan istrinya yang berada di luar kota.
Pria ini iseng-iseng “berselingkuh” dengan wanita lain dalam dunia maya melalui chatroom (ruang ngobrol) dengan memakai nick name tertentu di internet.
Setelah tiga bulan saling chatting, mereka benar-benar merasa cocok
dan saling jatuh cinta.
Bahkan sepasang kekasih di dunia maya ini berniat menikah.
Mereka lantas membuat janji untuk bertemu di sebuah tempat.
Namun saat mereka berdua bertemu, mereka terkejut dan terkesima.
Bukannya apa-apa,
tapi ternyata “wanita selingkuhan” di internet ini adalah istrinya sendiri.
#(Amsal 19: 21) : "Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana."
Kontan saja mereka berdua saling menuduh bahwa ia pasangan yang tidak setia. Rencana perkawinanpun batal dan sebaliknya mereka berdua sepakat untuk cerai karena satu sama lain tidak setia!
-> Kesetiaan memang menjadi barang langka bagi peradaban dunia modern ini. Begitu mudahnya seorang pria berselingkuh dengan wanita lain,
sementara itu si wanita juga tidak mau kalah dan segera mencari pria idaman lain (PIL).
Ujung-ujungnya pun sudah bisa ditebak, mereka memutuskan untuk bubar.
Yang menyedihkan, hal yang seperti ini tidak hanya terjadi di kalangan orang yang tidak kenal Tuhan,
sebaliknya banyak orang Kristen juga berpisah karena tidak ada lagi kesetiaan.
Semua ketidaksetiaan ini biasanya dipicu oleh pendapat umum yang berkata bahwa rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau dibandingkan dengan rumput di halaman kita sendiri.
Terjebak dengan pandangan yang seperti ini membuat satu sama lain mengorbankan kesetiaan demi mendapatkan sesuatu yang lebih “hijau”,
padahal kenyataannya tidak seperti itu.
Perbedaan pendapat memang kerap kali terjadi dan kekurangan-kekurangan pasangan kita memang akan semakin terlihat,
tetapi itu bukan berarti melegalkan ketidaksetiaan kita.
Justru di saat kita melihat ada kekurangan dan kelemahan di sana sini,
tugas kitalah untuk menutup dan menjadi pelengkap baginya.
Andaikata setiap orang punya pandangan seperti ini,
tentu ketidaksetiaan dan perselingkuhan bisa ditekan sampai titik nol!
Tidak ada yang melegalkan ketidak setiaan,
termasuk kekurangan dan kelemahan pasangan kita.....
*Jo-The Legend-W*
#(Amsal 19:22) :
"Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya;
lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong."