*Ego dan kesombongan kita (sebuah refleksi)*
Alkisah ada seorang pria dan wanita yang hidup di sebuah desa.
Entah karena apa mereka terjebak ke dalam suatu pertengkaran serius.
Mereka bertengkar demikian hebatnya.
Padahal selama bertahun-tahun mereka hidup rukun bersama menjalani hari, Saling men-support, Dan bahu membahu dalam berbagai aktifitas tanpa mengalami hambatan.
Namun kebersamaan yang akrab itu kini retak.
Dimulai dari kesalahpahaman yang sepele saja. Kemudian berubah menjadi perbedaan pendapat yang besar. Dan akhirnya meledak dalam bentuk caci-maki.
Beberapa minggu sudah berlalu,bulan berganti,hingga tahunan terlewati,
mereka saling berdiam diri tak bertegur-sapa.
Suatu pagi, datanglah seseorang mengetuk pintu rumah sang Pria.
Di depan pintu berdiri seorang pemuda membawa kotak perkakas tukang kayu.
Maaf tuan, sebenarnya saya sedang mencari pekerjaan? kata pemuda itu dengan ramah.
Barangkali tuan berkenan memberikan beberapa pekerjaan untuk saya selesaikan?
Oh ya !? jawab sang Pria. Saya punya sebuah pekerjaan untukmu.
Kau lihat ladang pertanian di seberang sungai sana. Itu adalah rumah tetanggaku, ah sebetulnya ia adalah sobatku.
Minggu lalu ia mengeruk bendungan dengan bulldozer lalu mengalirkan Airnya ke tengah padang rumput itu sehingga menjadi sungai yang Memisahkan tanah kami. Hmm, barangkali ia melakukan itu untuk mengejekku,
Tapi aku akan membalasnya lebih setimpal.
Hmm,,,, Di situ ada gundukan kayu,
Aku ingin kau membuat pagar setinggi 10 meter untukku Sehingga aku tidak perlu lagi melihat rumahnya.
Pokoknya, aku ingin melupakannya.
Kata si pemuda tukang kayu," Saya mengerti. Belikan saya paku dan peralatan. Akan saya kerjakan sesuatu yang bisa membuat tuan merasa senang."
Kemudian sang Pria pergi ke kota untuk berbelanja berbagai Kebutuhan dan menyiapkannya untuk si tukang kayu.
Setelah itu ia meninggalkan tukang kayu bekerja sendirian.
Sepanjang hari tukang kayu bekerja keras, mengukur, menggergaji dan memaku.
Di sore hari, ketika sang pria petani itu kembali, tukang kayu itu baru Saja menyelesaikan pekerjaannya.
Betapa terbelalaknya ia begitu melihat hasil pekerjaan tukang kayu itu.
Sama sekali tidak ada pagar kayu sebagaimana yang dimintanya.
Namun, yang ada adalah jembatan melintasi sungai yang menghubungkan ladang pertaniannya dengan ladang Pertanian sobatnya di seberang sana.
Jembatan itu begitu indah dengan undak-undakan yang tertata rapi.
Dari seberang sana, terlihat sang sobat wanita bergegas berjalan menaiki Jembatan itu dengan kedua tangannya terbuka lebar.
Hai, kau sungguh baik hati mau membuatkan jembatan ini.
Padahal sikap dan ucapanku telah menyakiti hatimu. Maafkan aku.
kata si sobat wanita kepada si pria.
Mereka pun bertemu di tengah-tengah jembatan,
Saling berjabat tangan dan berpelukan.
Melihat itu, pemuda tukang kayu pun membenahi perkakasnya dan bersiap-siap untuk pergi.
Hai, jangan pergi dulu. Tinggallah beberapa hari lagi.
Kami mempunyai banyak pekerjaan untukmu,pinta sang pria.
Sesungguhnya saya ingin sekali tinggal di sini, kata si pemuda tukang kayu,
tapi masih banyak jembatan lain yang harus saya selesaikan.... :)
->Kita dilahirkan dengan dua mata di depan,
karena seharusnya kita melihat yang ada di depan.
Kita lahir dengan dua telinga, satu kiri dan satu di kanan
sehingga kita dapat mendengar dari dua sisi dan dua arah.
Menangkap pujian maupun kritikan, Dan mendengar mana yang salah dan mana yang benar.
Kita dilahirkan dengan satu hati,
yang mengingatkan kita untuk menghargai dan memberikan cinta kasih dari dalam lubuk hati.
-> Pernahkah anda merasaka kejadian dimana seakan anda ditegur untuk berbaikan dgn sesama anda?
Atau seseorang sdh mencoba baik kepada kita namun kita terlalu sombong untuk menyikapinya dgn baik?
Tuhan mungkin mengirim utusanNya dlm bentuk yg tdk terpikirkan oleh kita,
berupa kejadian atau orang lain yg mengingatkan utk kita refleksi,menyadari dan agar terdorong untuk bertindak ke arah yg lebih baik.
Peka kah kita akan signal dr Tuhan akan hal itu disaat kita sdng mengalaminya?
Ingatlah,Tuhan mempunyai cara yang unik untuk mempersatukan anak-anakNya....
PERCAYALAH BAHWA TUHAN SELALU INGAT PADA KITA MANUSIA....
TUHAN SELALU INGIN KITA BERSAMA DALAM DAMAI SEJAHTERA,
TUHAN SELALU INGIN MEMPERSATUKAN HATI KITA,
TUHAN SELALU INGIN KITA MENGASIHI SESAMA KITA,
KARENA TUHAN ADALAH PENEBUS KITA, SAHABAT SETIA, & PENOLONG KITA.
"Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara,
demi nama Tuhan kita Yesus Kristus,
supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu,
tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir."
"Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah."
"Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah
dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu
dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu,
lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu."
*1 Korintus 1:10 , Mat 5 :8,23-24*
God Bless You... "+"
Alkisah ada seorang pria dan wanita yang hidup di sebuah desa.
Entah karena apa mereka terjebak ke dalam suatu pertengkaran serius.
Mereka bertengkar demikian hebatnya.
Padahal selama bertahun-tahun mereka hidup rukun bersama menjalani hari, Saling men-support, Dan bahu membahu dalam berbagai aktifitas tanpa mengalami hambatan.
Namun kebersamaan yang akrab itu kini retak.
Dimulai dari kesalahpahaman yang sepele saja. Kemudian berubah menjadi perbedaan pendapat yang besar. Dan akhirnya meledak dalam bentuk caci-maki.
Beberapa minggu sudah berlalu,bulan berganti,hingga tahunan terlewati,
mereka saling berdiam diri tak bertegur-sapa.
Suatu pagi, datanglah seseorang mengetuk pintu rumah sang Pria.
Di depan pintu berdiri seorang pemuda membawa kotak perkakas tukang kayu.
Maaf tuan, sebenarnya saya sedang mencari pekerjaan? kata pemuda itu dengan ramah.
Barangkali tuan berkenan memberikan beberapa pekerjaan untuk saya selesaikan?
Oh ya !? jawab sang Pria. Saya punya sebuah pekerjaan untukmu.
Kau lihat ladang pertanian di seberang sungai sana. Itu adalah rumah tetanggaku, ah sebetulnya ia adalah sobatku.
Minggu lalu ia mengeruk bendungan dengan bulldozer lalu mengalirkan Airnya ke tengah padang rumput itu sehingga menjadi sungai yang Memisahkan tanah kami. Hmm, barangkali ia melakukan itu untuk mengejekku,
Tapi aku akan membalasnya lebih setimpal.
Hmm,,,, Di situ ada gundukan kayu,
Aku ingin kau membuat pagar setinggi 10 meter untukku Sehingga aku tidak perlu lagi melihat rumahnya.
Pokoknya, aku ingin melupakannya.
Kata si pemuda tukang kayu," Saya mengerti. Belikan saya paku dan peralatan. Akan saya kerjakan sesuatu yang bisa membuat tuan merasa senang."
Kemudian sang Pria pergi ke kota untuk berbelanja berbagai Kebutuhan dan menyiapkannya untuk si tukang kayu.
Setelah itu ia meninggalkan tukang kayu bekerja sendirian.
Sepanjang hari tukang kayu bekerja keras, mengukur, menggergaji dan memaku.
Di sore hari, ketika sang pria petani itu kembali, tukang kayu itu baru Saja menyelesaikan pekerjaannya.
Betapa terbelalaknya ia begitu melihat hasil pekerjaan tukang kayu itu.
Sama sekali tidak ada pagar kayu sebagaimana yang dimintanya.
Namun, yang ada adalah jembatan melintasi sungai yang menghubungkan ladang pertaniannya dengan ladang Pertanian sobatnya di seberang sana.
Jembatan itu begitu indah dengan undak-undakan yang tertata rapi.
Dari seberang sana, terlihat sang sobat wanita bergegas berjalan menaiki Jembatan itu dengan kedua tangannya terbuka lebar.
Hai, kau sungguh baik hati mau membuatkan jembatan ini.
Padahal sikap dan ucapanku telah menyakiti hatimu. Maafkan aku.
kata si sobat wanita kepada si pria.
Mereka pun bertemu di tengah-tengah jembatan,
Saling berjabat tangan dan berpelukan.
Melihat itu, pemuda tukang kayu pun membenahi perkakasnya dan bersiap-siap untuk pergi.
Hai, jangan pergi dulu. Tinggallah beberapa hari lagi.
Kami mempunyai banyak pekerjaan untukmu,pinta sang pria.
Sesungguhnya saya ingin sekali tinggal di sini, kata si pemuda tukang kayu,
tapi masih banyak jembatan lain yang harus saya selesaikan.... :)
->Kita dilahirkan dengan dua mata di depan,
karena seharusnya kita melihat yang ada di depan.
Kita lahir dengan dua telinga, satu kiri dan satu di kanan
sehingga kita dapat mendengar dari dua sisi dan dua arah.
Menangkap pujian maupun kritikan, Dan mendengar mana yang salah dan mana yang benar.
Kita dilahirkan dengan satu hati,
yang mengingatkan kita untuk menghargai dan memberikan cinta kasih dari dalam lubuk hati.
-> Pernahkah anda merasaka kejadian dimana seakan anda ditegur untuk berbaikan dgn sesama anda?
Atau seseorang sdh mencoba baik kepada kita namun kita terlalu sombong untuk menyikapinya dgn baik?
Tuhan mungkin mengirim utusanNya dlm bentuk yg tdk terpikirkan oleh kita,
berupa kejadian atau orang lain yg mengingatkan utk kita refleksi,menyadari dan agar terdorong untuk bertindak ke arah yg lebih baik.
Peka kah kita akan signal dr Tuhan akan hal itu disaat kita sdng mengalaminya?
Ingatlah,Tuhan mempunyai cara yang unik untuk mempersatukan anak-anakNya....
PERCAYALAH BAHWA TUHAN SELALU INGAT PADA KITA MANUSIA....
TUHAN SELALU INGIN KITA BERSAMA DALAM DAMAI SEJAHTERA,
TUHAN SELALU INGIN MEMPERSATUKAN HATI KITA,
TUHAN SELALU INGIN KITA MENGASIHI SESAMA KITA,
KARENA TUHAN ADALAH PENEBUS KITA, SAHABAT SETIA, & PENOLONG KITA.
"Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara,
demi nama Tuhan kita Yesus Kristus,
supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu,
tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir."
"Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah."
"Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah
dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu
dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu,
lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu."
*1 Korintus 1:10 , Mat 5 :8,23-24*
God Bless You... "+"