Keberhasilan  seseorang sangat dipengaruhi oleh kecerdasan spritual.  Kecerdasan  spritual adalah kemampuan seseorang untuk menangkap kehendak  Tuhan  dalam kehidupannya. Apakah maksud yang baik dari sebuah peristiwa.   Apakah itu peristiwa baik ataupun peristiwa yang tidak baik. Makin   cepat orang mengambil  kesimpulan dari sebuah peristiwa makin cerdas   secara spritual. Kecerdasan spritual ini disusun, dibangun oleh berbagai   aspek yaitu: integritas, karakter dan nilai-nilai hidup.
Dimulai  dari integritas. Integritas adalah bersikap atau berkata apa  adanya.  Kalau A ya A, kalau B ya B. Integritas adalah orang yang sama  antara  perkataan dengan pikirannya. Orang yang punya integritas adalah  orang  yang bisa dipegang perkataannya. Artinya dia menghargai  perkataannya  dan perbuatannya.
Sering terjadi bahwa anak sesudah lahir   justru sebenarnya   punya  integritas. Tapi orang tuanya yang merusak  integritas anak. Karena itu  penting sekali bagaimana cara kita  membangun integritas  pada anak. Kita  tidak perlu menanam karena sudah  ada pada diri si anak. Yang penting  bagaimana kita memeliharanya.  Karena sering justru orang tua melatih  anak tidak punya integritas.
Sebagai  contoh: Seandainya saudara punya anak kecil umur 2, 3 atau 4  tahun,  datang tamu. Tamu ini anda tidak suka karena tamu ini suka  gossip,  sering tidak baik, atau tamu yang sedang menagih hutang.  Pokoknya Anda  tidak ingin bertemu dengan penagih hutang ini. Kau panggil  anakmu yang  paling kecil umur 2 atau 3 tahun berkata ”bilang pada tamu  ya, kalau  mama tidak ada”. Ini namanya training dan pemuridan bohong  yang luar  biasa efektifnya. Tapi sering anak  ketika diajari seperti  itu, ia  masih belum bisa. Anak 2 tahun ini akan keluar, ke ruang tamu  dan  berkata pada tamunya ”Mama suruh bilang kalau mama tidak ada”. Jadi   anak masih punya integritas belum bisa bohong. Mungkin dengan anak yang   bersikap belum bisa bohong ini, anak yang masih punya integritas ini,   orang tuanya akan marah. ”Lain kali kalau mama bilang tidak ada, ya   bilang mama tidak ada, ngerti?!” Betul-betul orang tuanya mentraining   anaknya agar tidak punya integritas. Jika terjadi berulang-ulang maka   hilanglah integritas anaknya.
Modal uang bisa dicari.  Kalau tidak punya integritas bagaimana mendapat  kepercayaan dari orang  lain. Dalam bisnis, keluarga, hidup sosial atau  apa saja, integritas  sangatlah penting. Tapi banyak orang tua merusak  integritas si anak  sejak mereka kecil. Banyak orang yang awalnya tidak  punya modal tapi   sukses, karena ia punya integritas. Banyak orang punya  uang tapi  bingung uangnya buat apa. Ia punya pekerjaan banyak tapi ia  masih mau  punya pekerjaan atau usaha yang lain. Maka ia nencari  orang-orang yang  punya integritas untuk menjalankan usahanya. Orang yang  punya  integritas tidak akan pernah kekurangan pekerjaan. Bahkan ia bisa   menjual integritasnya dengan sejumlah presentase saham tertentu,   apabila ada orang yang punya banyak uang tidak ada waktu, tidak ada ide   untuk menjalankan uangnya. Orang-orang yang punya integritas adalah   jawabannya. Banyak orang punya ide, punya waktu, banyak orang punya   tenaga tapi tidak punya integritas. Integritas adalah pondasi hidup.
