Menjadi Anak-anak Pilihan Tuhan atau menjadi Anak Yang Hilang
| Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda.  Bravo akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. | 
Apa artinya menjadi Anak-Anak Pilihan Tuhan? Menjadi Anak-Anak Pilihan Tuhan 
pasti  harus mengalami pemurnian karakter dan motivasi. Dalam sejarah  kekristenan di dalam Alkitab ditunjukkan bahwa Tokoh-tokoh Alkitab  tersebut sebelum dipilih oleh Tuhan mengalami pemurnian.
Sebagai  contoh, Yusuf yang dibuang oleh saudara-saaudaranya ke mesir, Musa yang  mengungsi ke padang gurun sebelum dipilih menjadi pemimpin bangsa  Israel, Nabi Elia yang karena ketakutan dengan Izebel mehgungsi ke  padang gurun, Daud yang mengembara ke negeri musuh sebelum menjadi Raja  di Israel karena Raja Saul menginginkan kematiannya hingga Bangsa Israel  sendiri mengembara di padang gurun selama 40 tahun sebelum masuk Tanah  Terjanji. Dan yang terakhir Tuhan kita sendiri sebelum memulai Karya-Nya  sesudah pembaptisan oleh Roh Kudus, di bawa oleh Roh Kudus ke Padang  gurun selama 40 hari berpuasa, berdoa  dan digoda oleh Setan.
Tuhan selalu memiliki maksud dan rencana Tuhan di dalamnya mengapa diijinkan Pemurnian  tersebut terjadi pada kita.
Setiap  manusia pasti mempunyai sisi gelap atau kelemahan didalam hidupnya. Dan  Tuhan mengijinkan mengapa pemurnian itu dilakukan untuk menunjukkan  bahwa Tuhan menyertai kita di saat ketika kita mengalami krisis didalam  menghadapi sisi gelap atau kelemahan kita tersebut. DIA tidak pernah  meninggalkan kita sedetikpun. DIA tetaplah ALLAH yang setia meskipun  kita tidak setia.
Dan pemurnian tersebut dilakukan untuk  membentuk karakter kita menjadi karakter Anak-anak Pilihan Tuhan yaitu  taat, rendah hati dan mengandalkan  Tuhan dalam kondisi apapun yang  dihadapi. Mempunyai Visi dan Landasan Iman yang kuat.
Masalahnya,  adalah apakah perhatian kita tertuju pada pemurnian karakter yang kita  alami tersebut melalui pencobaan, sisi gelap dan masalah yg kita alami  atau sebaliknya, apakah kita selalu menanti dan menunggu Suara dan Kasih  Tuhan yg selalu menuntun dan membimbing kita. Tetapi saat kita  dimurnikan tersebut, bila kita tetap berhubungan akrab dengan Tuhan, 
kita bisa dengar suara Tuhan dan merasakan tuntunan Tuhan dan mengalami kehangatan Tuhan yg selalu menyertai kita. 
Itulah  perbedaannya ketika kita dipilih oleh Tuhan menjadi anak-anaknya  dibanding dengan menjadi Anak Yang Hilang didalam kisah Injil,
Perumpamaan  tentang anak yang hilang ini adalah suatu perumpamaan yang sering  dipakai untuk menggambarkan kesetiaan Allah (yang sering digambarkan  sebagai Bapa) yang tidak pernah berubah, sekalipun umatNya (digambarkan  sebagai anak) sering menyakiti hatiNya dan meninggalkanNya untuk pergi  menikmati kesenangan duniawi (digambarkan sebagai negeri yang jauh). 
Tuhan  Yesus hendak menekankan bahwa seindah-indahnya kenikmatan duniawi yang  dapat dipandang mata, suatu saat itu akan berbalik menjadi jerat yang  akan membuat seseorang meninggalkan Tuhan, apabila kenikmatan itu  dikejar melebihi apapun, bahkan kenikmatan yang kelihatannya tidak  berdosa sekalipun. Yesus juga secara tidak langsung menyatakan bahwa 
"tempat  tinggal" manusia yang sesungguhnya adalah berada di "rumah Bapa", dalam  artian selalu bersekutu dan berhubungan dengan Tuhan, sebab analoginya,  dengan tinggal di dalam satu rumah yang sama, maka orang-orang yang ada  di dalamnya akan memiliki relasi yang kuat.
Tuhan tidak  ingin umatNya mencoba mengais-ais "kesenangan duniawi", padahal di dalam  persekutuan dengan Dia, Tuhan hendak menyediakan suatu kesenangan yang  sejati yang berlimpah.
Yang terakhir keputusan  ada ditangan kita untuk memilih apakah menjadi Anak-Anak Pilihan ALLAH atau menjadi Anak Yang Hilang.