Realita kehidupan bersama Kristus bukanlah model kehidupan yg serba bisa  dan serba beres bagai berjalan lurus di jalan bebas hambatan. Kuasa  Kebangkitan Kristus bukanlah jaminan yg memanjakan kita tidak lagi  terseret oleh berbagai persoalan hidup yg wajar ditengah  konflik ekonomi, sosial dan budaya. Iman kristen bukanlah demontrasi  meliak-liuk kepiawaian menghindari sentuhan persoalan sehari-hari.  Goncangan kehidupan masih tetap ada.....!
Perbedaannya  adalah:  kita yang mengalami kuasa kebangkitan Kristus akan semakin  menemukan landasan hidup yang rasional dan bertanggungjawab kepada Allah  walaupun harus mengalami kontraksi kehidupan. 
Lebih  dari sekedar tidak gampang menyerah namun bagaimana kita sanggup  mengelola goncangan menjadi kesempatan yg makin memajukan kerja  pelayanan kita.
Kisah para Rasul 5:26-28
I. Realita Sukses Pelayanan tidak selalu membawa ke Istana (Kis. 5 : 12 - 16)
Standar  keadilan menegaskan bahwa "kesalahan" harus dihukum dan "prestasi"  pantas mendapatkan penghargaan (reward). Formula ini selalu benar dalam  tataran konsep (wacana) namun tidak selamanya benar dalam penerapannya  (aplikasi).
Perhatikan postur gereja perdana bertumbuh secara ideal:
a. Ibadah dengan kasih dan kesetiaan dalam relasi yg harmonis
b. Mereka menjadi kesaksian yg nyata sehingga sangat dihormati orang lain
c. Semakin hari jumlah orang yg percaya kepada Tuhan semakin bertambah
d.  Tidak kering karena terus terjadi manifestasi mujizat Allah kepada  banyak orang bahkan respon kehadiran orang yg sakit meluber sampai jalan  raya ( over capacity)
Ini  adalah sukses Pelayanan Rasul Petrus yg bukan saja kotbahnya telah  mentransformasi iman 3000 orang percaya Yesus, tetapi juga mem-follow up  (menindak lanjuti) dalam persekutuan yg benar kepada Allah dan sesama.  Penghargaan yg seharusnya diterima adalah kehormatan, pujian, reputasi  dan fasilitas. Namun realitanya kesuksesan pelayanan tidak membawanya ke  ISTANA dan mengenakan mahkota raja malah justru menyeretnya ke dalam  PENJARA.
Menerima  dimensi yg berseberangan dengan kenyataan yg seharusnya di terima  adalah kecakapan pertama untuk mengelola goncangan kehidupan.
JIka  kita melihat kehidupan  nyata dari jendela yg sempit, banyak hal yg  tidak terlihat secara utuh atau kelihatan suram. Sudah saatnya mulai  menata ulang mental kita untuk melihat realita kehidupan secara utuh  dari pintu utama yg terbuka.
Inilah  realita kehidupan yg tidak harus menggunakan rumusan matematika  "Simetris" dimana prestasi harus disambut dengan penghargaan yg pantas  tetapi juga harus siap dengan kenyataan yg "A-Simetris" (perbuatan baik  yg direspon secara terbalik).
Persolannya apakah pekerjaan kita bernilai percuma?
Istana  raja memang bukanlah tujuan yg hendak Allah berikan bagi kita yg  melayaniNya. Karena ini adalah realita semu bahkan bernilai sementara.  Sasaran yg harus dicapai bukanlah menuju puncak istana ataupun masuk  penjara tetapi bergiat menemukan JIWA-JIWA yg dimediasikan pada salib  Kristus.
Langkah kita tidak terhenti hanya pada tahap menerima kenyataan secara sadar berbagai kehidupan sekarang ini.
II. Realita Ancaman menjadi KESEMPATAN dalam Pelayanan ( KIs. 5 : 17 - 21)
Kenyataan  yg pahit dapat dikelola menjadi pengalaman manis dan lebih bermanfaat,  manakala kita memberi kesempatan Allah bekerja mengubahkannya untuk  kemuliaanNya.
Kuatnya  penjagaan pasukan pengawal Bait Allah dan tebalnya pintu penjara  hanyalah simbol arogansi manusia yg bernafsu memblokade rancangan Tuhan.  Namun upaya manusia ini justru semakin menegaskan betapa tidak  berdayanya manusia menahan denyut nadi Allah untuk mengembalikan hati  manusia kembali ke jantung hatiNya.
“Intimidasi”  (ancaman) hanyalah gertakan dengan tujuan mematikan daya juang dan  kreasi dalam pelayanan. Kenyataannya memang membuat nurani kita menjadi  ciut, gemetar bahkan seperti tidak berdaya. Namun dalam kerangka  pekerjaanNya, tidak ada SITUASI yg buruk sekalipun dibiarkan  menggelinding untuk memukul balik atau bahkan menghancurkan diri kita.  Yang terjadi adalah: Allah sanggup mengubahkan situasi apapun, baik  ataupun buruk (menurut penilaian manusia) untuk menjadi MANFAAT bagi  KEMAJUAN PEKERJAAN ALLAH.
JIka  situasi tidak segera berubah, PASTILAH HATI KITA telah diubahkan Tuhan  untuk memiliki kekuatan yg sanggup menembus semua batas persoalan  disekitar kita..
Betapa  mudahnya Allah mengubah penjara sebagai kesempatan bagi efektifnya  pekabaran Injil. Dengan mengutus malaikat untuk  membuka penjara dan  memindahkah hamba-hambaNya dalam situasi bekerja diladangNya kembali.
Keterbatasan latar belakang dan basis akademis Petrus ternyata juga tidak menghalangi keberaniannya menghadapi imam besar.  Bahkan para murid Yesus terbukti mampu menjelaskan sikap iman mereka secara rasional .
Bagaimana mungkin prestasi pelayanan tetap lahir ditengah rumitnya persoalan?
a. Bersedia menerima pimpinan Allah (Kis. 5:27-29)
Larangan  keras dari Imam Besar dan Mahkamah Agama untuk memberitakan nama Yesus  dihadapinya secara tegas tanpa kompromi. Ketaatan kepada Allah menjadi  prioritas pertama dan utama  dari pada sekedar menyenangkan hati  manusia. 
b. Bersedia menerima Kuasa Allah
Kuasa  kebangkitan Kristus memampukan para murid Yesus untuk memberi  penjelasan secara argumentatif dan mendasar (substantif) tentang fakta  yang menyakitkan kisah penyaliban Tuhan Yesus oleh para pemimpin agama  Yahudi.
Menariknya  pemaparan para murid Yesus tidak sekedar menguraikan kekejaman dan  kejahatan para pemimpin agama Yahudi yang telah menyalibkan Kristus yang  tidak bersalah. Tetapi lebih menyadarkan umat Israel bahwa Kristus yang  telah disalibkan justru ditentukan Allah untuk Juru-selamat, sehingga  seluruh umat dipanggil untuk bertobat dan menerima pengampunan dari  Allah. 
c. Bersedia menyatakan kasih Allah untuk sesama
Kekejaman  orang Yahudi terhadap Kristus tidak membangkitkan semangat sakit hati.  Namun melalui peristiwa kebangkitan Kristus terbukti mampu menciptakan  aura kasih ilahi dalam kehidupan umat percaya. Keberanian yang mereka  tunjukkan dengan sikap yang sangat mengesankan merupakan keberanian yang  dilandasi oleh kasih Allah yang menyala-nyala. Ketegaran yang mereka  perlihatkan merupakan ketegaran yang dilandasi oleh anugerah pengampunan  Allah.
Fakta  ini menjelaskan  seharusnya di tengah-tengah kenyataan hidup yang  menyakitkan dan mengecewakan tidak alasan membenamkan prestasi kehidupan  kita. Selalu ada cara yg sudah Allah sediakan bagi kita untuk terus  maju dan berkarya dalam situasi sesulit apapun. 
Namun  sering kuasa kebangkitan Kristus tidak dapat bekerja secara efektif  karena kita lebih banyak mengembangkan kebiasaan hidup yang  mengedepankan EMOSIONAL bukan SPIRITUAL yg bermutu. 
* Kita membiarkan emosi dan ketidakpuasan meletup secara liar. 
* KIta tidak mampu menerima persoalan yang tidak menyenangkan menimpa diri kita. 
* Kita tidak menundukkan diri pada pimpinan Allah.
kita justru sering mencari alasan pembenar untuk menyalahkan keadaan, orang, situasi bahkan menyalahkan Tuhan.
Jemaat masa kini juga dipanggil untuk menghadapi kenyataan hidup dengan sikap yang rasional dan tegar dan bertanggungjawab. 
Didalam Kristus tidak ada situasi buruk yg tidak dapat diubahkan untuk kebaikan.
Didalam Kristus tidak pekerjaan sekecil apapun yg tidak mendapat penghargaan Allah.
JIka goncangan kehidupan datang, tak usahlah minta disingkirkan.....
Jika goncangan pelayanan kembali datang. ..tak usahlah kita meratapinya....
JIka sekali lagi goncangan keluarga itu datang.... tak usahlah kita membencinya.....
namun  ubahlah semua goncangan menjadi kesempatan mementalkan diri kita  melesat tinggi  makin dewasa dan efektif dalam pekerjaanNya.
God Bless U all
Have nice day
