Cerita, "Marmer"
Suatu  ketika, ada sebuah museum yang sangat besar. Di dalamnya terdapat   beberapa patung marmer, dengan beralaskan lantai marmer yang indah.   Patung itu, dipasang di ruang utama, dan selalu menjadi perhatian setiap   pengunjung yang datang kesana. Banyak orang dari seluruh dunia yang   datang hanya untuk mengagumi keindahan patung itu.
Pada   suatu malam, si lantai marmer, berkata pada patung itu. "Hei, Patung   Marmer, ini sungguh tidak adil. Sungguh tidak adil. Kenapa setiap orang   yang datang dari seluruh dunia, hanya mengagumi mu, sementara mereka   menginjakkan kakinya berdiri di atas tubuhku. Aku selalu terhina dengan   ini semua, aku selalu diinjak-injak. Ini sungguh tidak adil !!."
Patung   itu lalu menjawab, "Tenang sobatku lantai marmer. Apakah kamu masih   ingat, kita sesungguhnya berasal dari gua yang sama? Bukankah kita   sama-sama lahir dari tempat itu?
Si Lantai Marmer kembali   berseru, "Yeah, itulah yang membuatku tambah tidak adil. Kita lahir  dari  tempat yang sama, namun, kini, kita mendapat perlakuan yang  berbeda.  Tidak adil!!.
Dengan tenang, Patung itu berkata,  "Lalu, apakah  kamu juga masih ingat saat ada seorang pematung yang  datang kepadamu,  namun, kamu menolak itu semua? Apakah kamu masih  ingat, saat kamu tak  mau untuk diukir oleh pahat-pahat itu?
"Ya,  tentu saja, aku masih  ingat, ujar si Lantai, "Aku benci pria itu.  Bagaimana mungkin aku bisa  menerimanya? Pahat-pahat itu sangat  menyakitkan.
"Betul, pematung  itu tak bisa bekerja  membuat karya, sebab, kamu menolak untuk diukir  olehnya, ujar si  Patung. Lantai itu bertanya lagi, "Lalu, mengapa  demikian?.
"Sobatku,  saat pematung itu selesai denganmu, dan  mulai mengukirku, aku tahu,  suatu saat, aku akan tampil berbeda. Aku  akan menjadi lebih baik suatu  saat nanti. Aku juga tahu, kerja kerasnya  akan membuatku tampil lebih  indah. Aku menerima semua alat yang  digunakannya. Walaupun memang,  semua pahat-pahat itu begitu menyakitkan  menimpa tubuhku, jelas si  Patung panjang lebar.
Si Lantai cuma berguman dalam hati, "Mmmmm...."
"Sobatku,   ada sebuah harga untuk semuanya di dunia ini. Saat kamu menolak untuk   menerima semua cobaan itu, jangan salahkan orang lain jika mereka semua   menginjak-injak tubuhmu.
--Author Unknown
***
Teman,   memang, ada sebuah harga untuk semuanya di dunia ini. Tak ada yang   memberikannya gratis buat kita. Kisah ini, adalah sebuah gambaran   tentang cobaan yang Allah berikan buat kita. Kita, sering menolak untuk   diberikan cobaan oleh Allah. Kita, kerap enggan untuk menjalani semua   ujian itu dengan sabar. Ada banyak keputusasaan yang selalu   menyertainya. Kita selalu mengeluh, dan mengeluh, bahwa cobaan dan ujian   itu selalu menyakitkan.
Dan sesungguhnya, saat Allah  membentuk  kita semua dengan pahat-pahat-Nya, saat itulah kita sedang di  uji.  Memang, kadang itu semua menyakitkan. Namun, sekali lagi, selalu  ada  sebuah harga untuk semua itu. Saat Allah memberikan kita ujian yang   berat, maka di saat lain, Allah juga akan menganugerahkan kita nikmat   yang banyak pula.
Teman, seperti inilah Allah membentuk  kita.  Pada saat Allah membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit,  penuh  penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara  bagi  Allah untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan   kemuliaan Allah.
Teman, anggaplah sebagai suatu  kebahagiaan,  apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab Anda  tahu bahwa  ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah  ketekunan itu  memperoleh buah yang matang supaya Anda menjadi sempurna  dan utuh dan  tak kekurangan suatu apapun.
Apabila Anda  sedang menghadapi ujian  hidup, jangan kecil hati, karena Allah sedang  membentuk Anda. Bentukan  -bentukan ini memang menyakitkan tetapi  setelah semua proses itu  selesai.Anda akan melihat betapa cantiknya  Allah membentuk Anda.