Cerita, "Kejadian di Kereta"
(Cerita ini saya dapatkan dari teman, dan maaf saya edit seperlunya, karena ada kata-kata yang kurang baik di cerita aslinya.)
Suatu hari seorang prajurit beserta komandannya naik kereta api menuju markas besar mereka di luar kota.
Karena   tidak ada tempat duduk lain yang tersisa, maka mereka pun duduk   berhadap-hadapan dengan seorang wanita muda cantik dan neneknya. Tak   berapa lama setelah itu kereta pun memasuki sebuah terowongan.Kontan   saja keadaan menjadi gelap.
Tiba-tiba terdengar suara  ciuman yang  diikuti oleh suara tamparan. Setelah kereta api tersebut  keluar dari  terowongan, keempat orang tadi duduk dengan tenangnya tanpa  berbicara  sedikit pun. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Sang   nenek berpikir dan berkata kepada dirinya sendiri, "Sangat memalukan   bahwa prajurit muda itu mencium cucuku, tetapi saya senang karena   akhirnya ia ditampar olehnya."
Sang komandan pun larut  dengan  pikirannya. "Saya tidak pernah menyangka kalau anak buahku satu  ini  berani mencium gadis cantik itu, tetapi wanita itu pasti tidak  suka.  Buktinya ia menampar. Hanya sayang, saya yang kena."
Wanita  muda  itu pun berpikir dalam hatinya, "Pasti Sang Komandan itu ingin   menciumku, tapi salah sasaran sehingga mencium neneku, hingga neneku   menamparnya. Dasar hidung belang...!
Si prajurit muda  justru  terlihat tersenyum puas dengan muka penuh kemenangan. Ia berkata  kepada  dirinya sendiri,"Hidup itu indah, ketika seorang prajurit  seperti saya  mempunyai kesempatan untuk menampar komandannya sendiri...  He he"
(Ketika kereta melewati trowongan, prajurit mencium tangannya sendiri, dan menampar komandannya)
~~~
Sahabatku, Semoga anda tertawa hari ini... ^_^
Ada hikmah menarik dari cerita ini. Yakni ilmu "kebatinan"
Maksud   ilmu "kebatinan" ini bukan ilmu magic, akan tetapi prasangka. Saya   memiliki teman yang selalu memakai ilmu "kebatinan" tersebut. Ketika ada   masalah, yang dilakukan dia hanya membatin dalam hatinya saja. Jarang   sekali dikomunikasikan. Sehingga tak jarang apa yang diprasangkakan   tidak sesuai dengan kenyataan. Sehingga membuat orang lainpun   berperasangka macam-macam. Seperti kisah diatas. Mereka hanya   menebak-nebak, bahkan berperasangka buruk kepada seseorang. Sehingga   timbul presepsi jelek atas prasangkaanya. Padahal prasangka tersebut   tidak benar.
Sahabat, jauhilah prasangka. Sebab prasangka  itu  membutakan hati. Engkau tak akan bisa melihat kebaikan pada diri  orang  lain, seberapa benderang pun kebaikan itu. Sebab mata kitalah  yang telah  tertutup oleh hitamnya prasangka. Yang tampak hanyalah sisi  buram dari  setiap orang, setiap peristiwa, bahkan terkadang juga Tuhan.  Lalu kita  ini menjadi manusia yang sombong dan berjalan di atas  keangkuhan.  Meskipun kita sendiri merasa telah berada di jalan yang  benar.
Jadi  komunikasi dan berfikir positif adalah  solusinya. Karena tanpa  komunikasi, niat baik bisa menjadi keburukan.  Contohnya, ketika kita  berniat berbuat baik memijat suami/istri kita  yang terlihat capek. Tapi  tanpa adanya komunikasi, kita bisa salah.Yang  kita pijat ternyata pas  kena bisul dibadannya. Hmm... Pasti akan  terasa sakit... ^_^. Niat baik  belum tentu diterima baik, tanpa adanya  komunikasi.