DANCE In THE RAIN
 Jam  8 pagi itu seorang kakek tua masuk ke klinik untuk mencabut jahitan di  perutnya.  Dia bilang, dia sedang terburu-buru karena ada pertemuan lain  jam 9.  Aku segera memeriksanya.  Kulihat dia selalu memperhatikan jam  tangannya.  Sambil membersihkan bekas lukanya, aku bertanya apakah dia  punya janji dengan dokter lainnya.  Kakek itu berkata tidak ada.  Dia  terburu-buru ingin segera pulang ke rumah untuk merawat dan sarapan  dengan istrinya.  Lalu aku bertanya, “Memangnya istri anda sakit apa?”   Kakek itu berkata bahwa istrinya sudah sakit lumayan lama.  Dia  menderita penyakit Alzheimer.  “Apakah istri anda sedih jika anda  terlambat pulang ke rumah?” tanyaku.  Dia menjelaskan bahwa istrinya  sudah tidak bisa mengenali orang lain, bahkan dia, suaminya semenjak  lima tahun lalu.  Aku tersentak dengan jawaban kakek itu.  “Apakah anda  tetap merawat dan sarapan bersama istri anda meskipun dia sudah tidak  mengenali anda lagi?”  Dia hanya tersenyum dan sambil menepuk lembut  tanganku dia berkata, “Istriku memang tidak mengenali aku lagi, tapi aku  masih mengenali bahwa dia istriku!”
Jam  8 pagi itu seorang kakek tua masuk ke klinik untuk mencabut jahitan di  perutnya.  Dia bilang, dia sedang terburu-buru karena ada pertemuan lain  jam 9.  Aku segera memeriksanya.  Kulihat dia selalu memperhatikan jam  tangannya.  Sambil membersihkan bekas lukanya, aku bertanya apakah dia  punya janji dengan dokter lainnya.  Kakek itu berkata tidak ada.  Dia  terburu-buru ingin segera pulang ke rumah untuk merawat dan sarapan  dengan istrinya.  Lalu aku bertanya, “Memangnya istri anda sakit apa?”   Kakek itu berkata bahwa istrinya sudah sakit lumayan lama.  Dia  menderita penyakit Alzheimer.  “Apakah istri anda sedih jika anda  terlambat pulang ke rumah?” tanyaku.  Dia menjelaskan bahwa istrinya  sudah tidak bisa mengenali orang lain, bahkan dia, suaminya semenjak  lima tahun lalu.  Aku tersentak dengan jawaban kakek itu.  “Apakah anda  tetap merawat dan sarapan bersama istri anda meskipun dia sudah tidak  mengenali anda lagi?”  Dia hanya tersenyum dan sambil menepuk lembut  tanganku dia berkata, “Istriku memang tidak mengenali aku lagi, tapi aku  masih mengenali bahwa dia istriku!”
Aku berusaha menahan air mata  yang mengalir sewaktu kakek ini beranjak ke luar ruangan.  Aku bertekad  “cinta seperti inilah yang harus aku berikan di dalam hidup”.
1. Cinta sejati bukanlah mengenai penampilan fisik atau romantisme.
Cinta sejati adalah menerima apa adanya, yang telah berlalu,
yang akan datang dan yang tidak bisa terjadi.
2. Orang yang berbahagia tidak harus memiliki semua yang terbaik,
kadang mereka berbahagia karena dapat menggunakan sebaik-baiknya
apapun yang mereka miliki.
3. Kehidupan bukanlah melulu mengenai bagaimana mengatasi badai,
tetapi kehidupan seringkali adalah bagaimana kita dapat menari
di tengah hujan (dance in the rain).