Pada suatu ketika Di sebuah hutan...
ada seekor kura-kura yang sangat kelelahan karena baru saja bertelur...
Rasanya ia ingin makan enak, tapi ia tidak ingin meninggalkan telur-telurnya tanpa penjagaan.
Lalu sang kura-kura pergi menemui temannya seekor kuda
dan memintanya untuk menjaga telur-telurnya
karena ia ingin pergi mencari makan.
Ia mewanti-wanti sang kuda untuk menjaga baik-baik telurnya
dan kuda pun setuju.
Di sungai kura-kura melihat anak-anak udang berenang-renang
sangat menggiurkan.
Tentu saja ini merupakan santapan yang enak, pikirnya dalam hati.
Kura kura berenang mendekat siap menyantap udang...
Namun,Tiba-tiba...dung...dung....dung....
Sebuah genderang perang terdengar di seluruh hutan......
Mendengar genderang perang, kuda langsung mengambi posisi berdiri tegap siap pada posisi tempur.
Tanpa sengaja sang kuda menginjak telur-telur kura-kura
dan memecahkan semuanya.
Kura-kura yang panik mendengar genderang perang juga segera kembali untuk menjaga ke telur-telurnya.
Tapi betapa sedih ia melihat telur-telurnya hancur.
Apalagi ternyata tidak ada perang.
Ia marah pada kuda yang tidak menjaga telurnya dan melaporkan masalah ini pada raja hutan.
Raja bertanya kepada kuda kenapa ia menghancurkan telur kura kura.
"Aku tidak sengaja, karena ada genderang perang yang ternyata ditabuh oleh monyet, aku langsung berdiri siap, menghentak-hentakkan kaki,
dan mengambil posisi siap tempur" kata kuda menjelaskan.
"Berarti ini dipicu oleh genderang perang yang ditabuh monyet,
Segera panggil monyet," titah raja.
Setelah monyet datang, raja bertanya kepada monyet kenapa ia memukul genderang perang.
"Aku memukul genderang perang karena melihat gajah-gajah mengasah gading mereka bersiap untuk perang," jawab monyet.
"Berarti ini dipicu oleh aktivitas gajah mengasah gading mereka,
Segera panggil gajah," titah raja.
Setelah gajah datang, raja bertanya kepada gajah kenapa ia mengasah gading bersiap untuk perang.
"Aku mengasah gading karena melihat badak mempertajam cula mereka
untuk perang," jawab gajah.
"Berarti ini dipicu oleh aktivitas badak mempertajam cula mereka,
Segera panggil badak," titah raja.
Setelah badak datang, raja bertanya kepada badak kenapa ia mempertajam culanya untuk bersiap perang.
"Aku mempertajam cula karena melihat beruang mengasah cakar dan giginya untuk bersiap perang," jawab badak.
"Berarti ini dipicu oleh aktivitas beruang mengasah gigi dan cakarnya,
Segera panggil beruang," titah raja.
Setelah beruang datang, raja bertanya kepada beruang kenapa ia mengasah gigi dan taringnya untuk bersiap perang.
"Aku melakukannya karena ketika berada di sungai aku melihat para udang bersiap dengan tanduk mereka pada posisi siap tempur, " jawab beruang.
"Berarti ini dipicu oleh aktivitas udang yang bersiap dengan posisi tempur dengan tanduknya, segera panggil udang," titah raja.
Setelah udang datang, raja bertanya kepada udang kenapa mereka menyiapkan tanduk mereka pada posisi siap tempur sehingga memicu semua masalah.
"Tentu saja kami dalam posisi tempur,
Karena kami melihat ada kura-kura datang dan terlihat sangat ingin menerkam anak-anak kami yang sedang bermain, " jawab udang membela diri.
"Berarti ini dipicu oleh kura-kura yang bersiap memakan anak-anak udang," kata raja menyimpulkan.
Raja kemudian menengok pada kura-kura yang melaporkan kasus pecahnya telurnya.
"Apakah benar kamu kura-kura bersiap memakan anak-anak udang?"
tanya raja ke kura-kura untuk memastikan.
"Betul tuan raja, saya memang berniat memakan anak-anak udang,"
jawab sang kura kura menyesal.
"Akhirnya kita bisa lihat bagaimana kejadian ini bermula,
ternyata semua ini bermula dari kamu sendiri!" seru raja memutuskan.
Kura-kura pun berlalu, menyesali tindakannya yang memicu semua peristiwa yang mengakibatkan telurnya hancur....
-> Kadang kita dengan mudah menyalahkan orang lain atas suatu peristiwa, padahal jika ditelaah mendalam kita punya andil dalam kejadian tersebut.
Ada ayah yang marah karena anaknya menginjak piring makanannya yang diletakkan di lantai,
padahal seharusnya piring tidak diletakkan di lantai.
Ada orang tua marah pada anaknya yang malas belajar,
padahal sejak kecil orang tua memberikan pola hidup yang memanjakan anak.
Ada guru yang marah karena muridnya malas,
padahal ia tidak mampu membangkitkan motivasi belajar.
Ada kekasih yang tidak terima "ditegur berkali-kali" oleh pasangannya,
padahal teguran-teguran tersebut karena sang kekasih mulai "keluar jalur".
Dan banyak lagi contoh kejadian yang membuat kita marah padahal tanpa sadar kita juga ikut andil menyebabkannya...
Segala Sesuatu Adil.... Pahami yang tersirat dari yang tersurat...
Perbaiki selagi masih ada kesempatan,
Berubah dalam pembaharuan berpondasi Iman...
" Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan.
Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya,
ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya,
tetapi barangsiapa menabur dalam Roh,
ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik,
karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai,
jika kita tidak menjadi lemah.
Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita,
marilah kita berbuat baik kepada semua orang,
tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman"
*Gal 6 :7-10*
"Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka."
*Luk 6:31*