Alkisah ada sebuah kapal karam di tengah laut karena terjangan badai
dan ombak hebat...
Hanya dua orang lelaki yang bisa menyelamatkan diri.
Mereka berenang ke sebuah pulau kecil yang gersang.
Dua orang yang selamat itu tak tahu apa yang harus dilakukan.
Namun mereka berdua yakin bahwa tidak ada yang dapat dilakukan
kecuali berdoa.
Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan,
mereka sepakat untuk membagi pulau kecil itu menjadi dua wilayah.
Dan mereka tinggal sendiri-sendiri berseberangan di sisi-sisi pulau tersebut.
Doa pertama mereka panjatkan,
mereka memohon agar diturunkan makanan.
Esok harinya, lelaki yg ke satu melihat sebuah pohon penuh dengan buah-buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya.
Sedangkan di daerah tempat tinggal lelaki yang kedua tetap kosong.
Seminggu kemudian,
lelaki yang ke satu merasa kesepian
dan memutuskan untuk berdoa agar diberikan seorang istri.
Keesokan harinya, ada kapal yang karam dan satu-satunya penumpang
yang selamat adalah seorang wanita yang berenang
dan terdampar di sisi tempat lelaki ke satu itu tinggal,
Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki ke dua tetap saja tidak ada apa-apanya.
Segera saja, lelaki ke satu ini berdoa memohon rumah, pakaian, dan makanan. Keesokan harinya, seperti keajaiban saja, semua yang diminta hadir untuknya. Sedangkan lelaki yang kedua tetap saja tidak mendapatkan apa-apa.
Akhirnya, lelaki ke satu ini berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya dapat meninggalkan pulau itu,
Pagi harinya mereka menemukan sebuah kapal tertambat di sisi pantainya.
Segera saja lelaki ke satu dan istrinya naik ke atas kapal
dan siap-siap untuk berlayar meninggalkan pulau itu.
Ia pun memutuskan untuk meninggalkan lelaki ke dua
yang tinggal di sisi lain pulau.
Menurutnya, memang lelaki kedua itu tidak pantas menerima berkah tersebut karena terbukti doa-doanya tak pernah terkabulkan... :(
Begitu kapal siap berangkat,
lelaki ke satu ini tiba-tiba mendengar suara dari langit menggema,
"Hai, mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada di sisi lain pulau ini?"
Lelaki kesatu tersebut menjawab:
"Berkahku hanyalah milikku sendiri, karena hanya doakulah yang dikabulkan," "Doa lelaki temanku itu tak satupun dikabulkan.
Maka, ia tak pantas mendapatkan apa-apa."
Suara itu membentak membahana:
"Tahukah kau bahwa rekanmu itu hanya memiliki satu doa,
Dan, semua doanya terkabulkan."
"Katakan padaku," tanya lelaki ke satu itu,
"Doa macam apa yang ia panjatkan sehingga aku harus merasa berhutang atas semua ini padanya?
"Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan....
Jika bukan karena niat tulus nya itu,
tentunya kau takkan mendapatkan apa-apa." Jawab Suara tsb.
-> Bukankah kita sering merasa lebih baik dari yang lain
dan tidak menghargai orang lain?
Sadarilah, seringkali betapa banyak orang yang telah mengorbankan segala sesuatu demi keberhasilan kita, dalam bentuk doa maupun tindakan.
Tak selayaknya kita mengabaikan peran orang lain,
Janganlah menilai seseorang/sesuatu hanya dari "yang terlihat" saja.
Seperti kisah di atas, sosok yg lupa bahwa ada orang lain yg peduli dengannya, namun ia tdk menyadarinya bahkan tdk menyukai org tersebut....
Kisah ini pun menyadarkan bhw sesungguhnya banyak peristiwa dimana seseorang mampu mengasihi orang lain
walau orang lain tsb tdk mengasihinya...
"Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain?
Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?
Karena itu haruslah kamu sempurna,
sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
*Mat 5 :46-48*
"Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu,
karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh.
Dan bersyukurlah."
*Kol 3:15*