<Adu Nyali - Analogi Pertimbangan Keputusan>
Suatu ketika, ada dua orang peneliti biologi
sedang mengadakan penelitian lapangan.....
Pada sebuah pohon seorang di antara mereka menemukan ulat hijau
pemakan daun.
"Hei lihat, ada ulat hijau. Kamu tahu kan ulat ini mengandung banyak protein. Nah kalau kamu berani makan ulat ini, saya akan bayar 1 juta rupiah,"
seru peneliti pertama menantang temannya adu nyali.
Mendengar tantangan tersebut peneliti kedua balik menantang,
" Kamu saja yang makan, aku bayar dua juta!"
Tanpa diduga peneliti pertama malah tak gentar,
ia segera makan ulat tersebut sekalipun menahan muntah.
Selesai memaksakan diri menelan ulat tersebut, ia menagih uangnya.
Dengan berat hati peneliti kedua mengeluarkan dua juta yang baru saja diterimanya sebagai bayaran proyek penelitian.
Tak lama kemudian mereka melihat lagi seekor ulat yang sama.
Peneliti pertama, menantang lagi peneliti kedua.
"Ayo, kalau kamu berani makan ulat seperti aku, aku bayar 2 juta juga!" tantangnya.
Kali ini peneliti kedua tak mau kalah ia segera mengambil ulat dan melahapnya. Lalu ia meminta bayaran dua juta.
Impas keduanya sama-sama dapat dua juta... :)
Lalu keduanya diam, rasanya ada yang salah pikir mereka.... :(
Peneliti pertama berkata,
" Kita bodoh juga ya, kita sama-sama menyiksa diri memakan ulat
tapi tidak ada satupun dari kita yang bertambah kaya"
"Betul juga, uang kita tetap padahal kita sudah melakukan sesuatu yang sangat menantang!" jawab peneliti kedua.
Keduanya lalu sadar baru saja melakukan hal yang sia-sia.... :)
-> Pernahkan Anda mengalami hal seperti ini?
Kita melakukan sesuatu, Kita merasa berbuat sesuatu,
padahal kembali pada kondisi yang itu-itu juga.
Misalnya ada orang yang mendapat proyek penelitian senilai 2 juta.
Tapi untuk mengerjakan proyek tersebut ia harus membayar peneliti,
ongkos ke sana kemari dan setelah dihitung total uang yang dihabiskan juga
2 juta.
Secara finansial kerjanya sia-sia dan sebenarnya rugi waktu.
Ada juga orang yang ketinggalan barang ketika belanja di minimarket,
Ia baru saja sadar sabun ketinggalan di supermarket setelah sampai rumah. Lumayan harganya 8 ribu pikirnya.. Lalu ia menyuruh pembantu naik ojeg mengambil sabun tersebut.
Padahal ongkos ojegnya saja bolak balik juga 10 ribu. Justru malah rugi.
Sedangkan kalau pembantu disuruh beli di warung dekat rumahmungkin ruginya lebih sedikit.
Ada juga seseorang yang telah memiliki pasangan dan hidup bertahun suka duka bersama,namun akhir-akhir ini pertengkaran sering terjadi,
lalu ia mendapati orang lain yang terlihat lebih baik dari pasangannya,
lalu ia meninggalkan pasangannya untuk sosok yang ia rasa lebih baik tersebut, namun setelah dijalani sekian waktu ternyata sama saja...
ia melewati fase yg sama yaitu perjuangan bersama yg jalannya berliku...
Well, karena Perbedaan pendapat adalah Fase mutlak yg lambat laun namun pasti dialami dalam proses utk mencapai kebersamaan saling melengkapi..
siapapun orangnya... :)
-> Seringkali kita terjebak pada situasi yang membuat kita melakukan perbuatan yang kelihatannya menghasilkan seuatu padahal tidak menghasilkan apa-apa malah kadang merugi.
Karena itu pikir matang-matang segala tindakan Anda sehingga tidak terjebak pada perbuatan yang sia-sia atau bahkan malah merugi.
"Rencana berhasil oleh pertimbangan;
sebab itu, janganlah berjuang tanpa membuat rencana yang matang."
*Ams 20:18*
" Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya."
*Ams 20:5*
"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa
dan permohonan dengan ucapan syukur.
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati
dan pikiranmu dalam Kristus Yesus."
*Fil 4: 6-7*
God Bless You... "+"