INGAT BEBEK: PELAJARAN TENTANG KEJUJURAN

Ada seorang bocah laki-laki sedang berkunjung ke rumah kakek dan neneknya di pertanian mereka. Dia mendapat sebuah katapel untuk bermain-main di hutan. Dia berlatih dan berlatih, tetapi tidak pernah berhasil mengenai sasaran. Dengan kesal dia kembali pulang. Pada waktu pulang, di tengah jalan, dilihatnya bebek peliharaan neneknya. Masih dalam keadaan kesal, dibidiknya bebek itu, tepat di kepala, matilah si bebek. Dia terperanjat dan sedih.

Dengan panik, disembunyikannya bangkai bebek di dalam timbunan kayu, dilihatnya ada kakak perempuannya mengawasi. Sally melihat semuanya, tetapi tidak berkata apapun. Setelah makan, nenek berkata, “Sally, cuci piring!” Tetapi Sally berkata, “Nenek, Johnny berkata bahwa dia ingin membantu di dapur, biarkan dia yang mencuci piring. Bukankah demikian Johnny?” Kata Sally lalu mendekati Johnny dan berbisik, “Ingat bebek?” Jadi Johnny mencuci piring menggantikan Sally.

Kemudian kakek menawarkan bila anak-anak mau pergi memancing, dan nenek berkata, “Maafkan, tetapi aku perlu Sally untuk membantu menyiapkan makanan.” Tetapi Sally tersenyum dan berkata, “Tidak apa-apa, karena Johnny  memberitahu kalau ia ingin membantu.” Kembali dia berbisik, “Ingat bebek?” Jadi Sally pergi memancing dan Johnny tinggal di rumah membantu nenek.

Selama beberapa hari Johnny mengerjakan tugas-tugasnya dan juga tugas-tugas Sally. Dia berpikir dia sudah tidak tahan lagi, tetapi kalau dia tidak melakukan apa yang diperintahkan Sally, dia takut Sally menceritakan kepada neneknya, bahwa ia telah membunuh seekor bebek neneknya. Sally betul-betul memanfaatkan Johnny, hanya dengan berkata “Ingat bebek,” maka Johhny siap melakukan apa saja yang ia perintahkan. Sampai akhirnya Johnny, benar-benar tidak dapat bertahan lagi. Ia mengambil keputusan, ditemuinya nenek dan mengaku  bahwa ia telah membunuh bebek neneknya dan ia meminta ampun.

Nenek berlutut dan merangkul Johnny, katanya, “Sayangku, aku tahu. Aku juga melihat seperti Sally. Aku berdiri di jendela pada waktu itu dan melihat semua yang terjadi. Aku mencintaimu,  aku memaafkanmu. Hanya aku heran berapa lama engkau akan membiarkan Sally memanfaatkanmu.

            Seringkali orang punya masa lalu dan punya kesalahan, dan ia menyembunyikan kesalahannya itu. Semakin orang menyembunyikan kesalahannya, ia semakin dihantui oleh kesalahannya. Dan sering hal itu dimanfaatkan oleh orang lain. Dimana saja hal itu bisa terjadi, apakah di tempat kerja, lembaga atau yayasan. Ketika orang berbuat salah dan menyembunyikannya, maka orang lain bisa memanfaatkannya.

Ada orang yang berbuat kesalahan dan dia tidak berani berterus terang, baik kepada pasangan, anak dengan orang tua, dengan teman di kantor, maka seandainya tidak ada orang lain yang memanfaatkannya pun, paling tidak ia akan diperbudak dengan perasaan bersalahnya. Perasaannya akan selalu menuduhnya dan mengejar-ngejarnya. Memang tidak mudah untuk mengaku, tetapi sesungguhnya dengan mengakui kesalahannya, maka ia mendapat peluang untuk diampuni.

Seandainya tidak diampuni, dengan mengaku pun maka secara berani ia telah bertanggung jawab menanggung resiko kesalahannya dan dengan demikian selesailah masalahnya. Namun bila tidak berani mengakui kesalahan, maka perasaan bersalah akan menghantuinya dan bisa juga orang lain memanfaatkan. Karena itu ambil keputusan, sikap untuk jujur, berani mengakui kesalahan, itulah tindakan bijak dan kunci untuk sukses.