Mencurigai keaslian Kristus

Dalam kamusnya Tuhan adakah kata SUDAH TERLALU TUA atau SUDAH TERLAMBAT untuk berubah? itu hanyalah kalkulasi matematis manusia. Karena Allah selalu menyediakan anugerahNya sebagai kesempatan terbuka bagi siapa saja untuk mengubah diri bahkan sampai pada menit-menit yg terakhir sebelum jantung berhenti berdetak.
Namun Allah meminta kerelaan kita sendiri untuk mengambil jalan perubahan itu. Dia tidak pernah memaksa kemauan kita bertindak tanpa pengertian dan kerelaan. Kontrasnya, bahwa rencana Allah yg sempurna masih diberi muatan kecurigaan yg tak beralasan sehingga tidak sedikit orang yg dengan sengaja mengambil jalan menyimpang bahkan berani terus terang melawan rancangan Allah.
Bagaimana mungkin ada orang yg dapat menaruh kecurigaan terhadap Kristus?

Belajar dari Dismas dan Gesmas
Lukas 23: 32- 40

Siapakah Gesmas itu?

Sejarah kedua penjahat ini memang tidak tercatat dalam Alkitab namun tradisi gereja menyebutnya sebagai Dismas dan Gesmas. Pada masa awal kehidupan gereja telah tersebar kisah tentangnya. Suatu ketika ada keluarga orang percaya melarikan diri dari Betlehem ke Mesir karena ancaman pembunuhan bayi Yesus oleh Herodes, mereka berpapasan dengan dua orang penjahat di tengah jalan, yakni Disamas dan Gestas. Gestas bermaksud menganiaya keluarga miskin ini, namun oleh pertolongan Dismas, Gestas akhirnya melepaskan keluarga ini sehingga dapat melanjutkan perjalanan dengan selamat tanpa dirampok dan dianiaya oleh Gestas.
Dari antara kedua penjahat ini, satu di antaranya bernama Gesmas, seorang yg menggabungkan diri dengan barisan para tentara Romawi untuk menghujat Tuhan Yesus.

Mengapa Gesmas harus dihukum salib?
Menurut sejarah, ada tiga macam hukuman yang paling kejam yang diberlakukan kekaisaran Romawi waktu itu.

Yang pertama hukuman salib,
yang kedua dibakar hidup-hidup dan
yang terakhir adalah hukuman pancung.

Tetapi di antara ketiga hukuman tersebut, salib adalah penghukuman yang paling berat sekaligus memalukan. Tidak sembarangan orang yang menerima hukuman salib. Hukuman salib diperuntukkan hanya bagi para budak (yang notabene tidak punya hak atas hidupnya sendiri), orang asing ( warganegara non Romawi) dan atas para pembunuh, pengkianat bangsa dan pemberontak besar.
Para pesakitan yang sebelum disalib, harus disesah (dicambuki) hingga berdarah-darah, kemudian diarak keliling kota (tanpa penutup wajah!) dengan memikul salibnya sendiri supaya orang lain takut berbuat kejahatan yang sama.
Dalam kasus kedua penjahat ini jelaslah mereka dianggap telah melakukan extra ordinary cryme (kejahatan luar biasa), kemungkinan besar kedua penjahat yang disalibkan bersama Yesus adalah anggota dari front radikal-revolusional yang sedang berjuang melawan pemerintah Romawi dengan cara kekerasan. Karena pada saat itu hanya kejahatan dalam bentuk makar inilah yang bisa mengantar seseorang mengecap kematian di palang salib.
Tuhan Yesus juga dituduh dengan alasan ini, karena Ia secara jelas mengakui bahwa Ia adalah Raja orang Yahudi, itu dianggap sebagai rivalitas yg hendak menggoncang kekuasaan Pilatus, yang memerintah atas nama Roma.
Apa relevansinya Gesmas dengan kekristenan?

1. Gesmas menuduh Tuhan sebagai Kristus gadungan (ayat.39)


Yesus disalibkan di antara dua orang penjahat, satu di sebelah kiri dan yang lain lagi di sebelah kananNya. Seorang dari penjahat (Gesmas) yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!

Dengan memanggil Yesus dengan sebutan Kristus berarti Gesmas tidak asing dengan nama Kristus yg artinya Juru Selamat, ia pasti pernah atau bahkan sering mendengar nama Kristus dari kehidupan Tuhan Yesus secara langsung selama melayani, dari pernyataan Diri yg ditujukan kepada orang lain atau kata orang lain. Namun kali ini kehadiran Tuhan Yesus didekatnya tidak otomatis memberi radiasi positif yg menyentuh hatinya.

Bagaimana sikap Gesmas terhadap Kristus?


Interaksi antara Tuhan Yesus dan kedua penjahat ini berlangsung disaat semuanya sangat amat menderita ditiang salib di bukit Golgota, hal ini dapat berlangsung selama berjam-jam, bahkan berhari-hari sambil perlahan-lahan ia meregang nyawa karena kehabisan darah, kehausan dan kelaparan.
Masih ada waktu untuk mempercayai Kristus sebagai Juru selamat namun dimenit-menit terakhir menjelang kematian yg diketahuinya, Gesmas tidak memanfaatkan sedikitpun waktu yg tersisa untuk bergegas memutar arah hidupnya, memfinishing hidup dengan perkara kebenaran, atau sekedar berkata-kata positif menghibur diri sendiri. Tetapi apa yg dikerjakan justru menambah daftar panjang dosanya yg memberatkan dirinya sendiri. Ia secara terang terangan menghujat Kristus sebagai Juru Selamat yg perlu mendapat pertolongan, Juru selamat yg mengecewakan , lemah tak berdaya, takluk dibawah tekanan lawan politik. tidak bisa dipercayai!

Dibawah tekanan hukuman mati sekalipun tidak membawanya pada konstruksi perubahan hidup! malah menuduh Tuhan sebagai pribadi yg tidak dapat dipercaya, Juru selamat gadungan...

Aplikasi:
Penjahat itu merupakan analogi dari watak kemanusiaan kita saat ini yg sama berpotensi bisa saja mencurigai keaslian Tuhan sebagai Pribadi yg lemah, tak berdaya, terdiam saat kita butuh pembelaan, terlelap saat kita butuh bantuan, sehingga ketertarikan kita kepadaNya makin hari makin berkurang bahkan bisa jadi tidak bergairah lagi dengan pribadi Tuhan!
Jujur saja , harapan besar kita lebih tertuju pada sikap mempercayai Tuhan dalam dimensi kemahakuasaanNya dalam menyediakan berkat-berkat jasmaniah, Kita bertepuk tangan saat Allah mendemontrasikan mujizat besar yg membuat kita woooow....dan memujinya bagus Tuhan, perbuatanMu dahsyat.....itu menguntungkan saya...tambah lagi dooong sambil mengancam awas kalau Tuhan tidak berbuat itu lagi! (sudah menuntut ditambah ngancam lagi)
Sikap kita sadar atau tidak sering memandang rendah karya keselamatan Allah yg sudah membayar lunas hutang dosa kita dengan kematianNya diatas kayu salib menjadi cerita biasa, perkara murahan dan kurang greget dibanding dengan perhatian Tuhan dengan urusan jasmaniah kita setiap hari.

2. Gesmas membuang kesempatan terakhir


Sebelum benar benar mati karena hukuman salib, butuh waktu berjam-jam atau beberapa hari sampai akhirnya mereka yg disalib kehabisan darah atau gagal jantung. Biasanya untuk mempercept kematian kaki mereka dipatahkan lebih dahulu, namun dalam kasus kematian Tuhan Yesus kakinya tidak dipatahkan karena kematiaNya lebih cepat dari yg diperkirakan. Jadi, sebenarnya masih tersedia waktu bagi Gesmas untuk membuat TITIK BALIK menuju perubahan yg sangat menentukan: mengakui kesalahan dan mohon pengampunan Tuhan- tetapi yg dikerjakan justru membuang kesempatan terkhirnya bersama Tuhan Yesus!
Gesmas justru berkoalisi jahat dengan ikut-ikutan menghujat Tuhan Yesus?


Bagaimana mungkin seorang penjahat punya nyali untuk menghakimi sesama yg dihukumnya?


a. Ia menggunakan konsep populis:

Dengan melihat secara phisik betapa mudahnya Tuhan Yesus menyerahkan diri tanpa perlawanan untuk dihukum mati oleh tentara Romawi. Memungkinkan Gesmas telah kehilangan alasan untuk mempercayai Kristus yg berkemampuan menyelamatkan Israel.
Dengan melihat serunya olok-olokan para tentara Romawi dan para pemimpin agama yg lantang menghujat Tuhan Yesus. Tampaknya lebih mudah mempercayai orang banyak yg punya keberanian menyerang dibanding percaya pada Yesus yg lemah. Coba lihat sebagaian besar orang sepakat melontarkan hujatan pada Yesus:
Yang pasti ini pola respon yg paling mungkin dan mudah, tanpa harus menata ulang mental yg sudah kacau akibat eksekusi salib.
Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya.
Pemimpin-pemimpin mengejek
prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam
Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia
b. Ia Menggunakan konsep politis


Kedatangan Mesias dipercayai oleh orang-orang Yahudi seperti superman yg akan memukul hancur pemerintahan Roma yg sedang menjajah mereka. Ini adalah harapan besar orang Yahudi yg menganggap Mesias adalah tokoh politik.
Sampai saat itu masih dipercayai kuat bahwa Mesias akan datang untuk memberikan kemerdekaan orang-orang Yahudi atas penjajahan bangsa Romawi. Jadi tidaklah mungkin Mesias berpenampilan lemah, mudah dikalahkan.


c. Ia menggunakan konsep yang ngawur (Kacau)


Dengan diperdebatkannya berbagai alasan politis maupun populis atau seribu satu alasan apa saja yg dapat dipakai untuk tidak mempercayai Kristus sebagai Mesias. Bisa jadi ada orang yg tidak percaya Kristus!
Namun pertanyaannya apakah keuntungan yg diperolehnya dengan sikap menyerang Tuhan Yesus dengan hujatan yg tidak membawa perubahan apapun terhadap status eksekusinya diatas kayu salib? karena argumentasinya memang tidak nalar alias NGAWUR
Orang hidup butuh selamat,, orang sakit butuh kesembuhan, orang hukuman butuh kebebasan. Tidakkah Gesmas membutuhkan keselamatan? namun apa yg ia kerjakan sungguh melompat dari logika normatif.
Aplikasi:
Ah...saya bukanlah Gesmas yg berani mencurigai keaslian Tuhan! Saya juga bukan Gayus! namun saya hanya bertanya-tanya: benarkah Tuhan peduli dengan hidup saya?, benarkah Tuhan menjadi pemelihara hidup saya? , benarkah Tuhan memberikan masa depan cerah untuk saya? benarkah Tuhan adalah Juru Selamat? tetapi keadaan saya tidak lebih baik dari mereka yg tidak percaya Kristus.....
Rupaya Anda juga menaruh curiga dengan keaslian Kristus......
Itu karena kita tidak terbiasa melatih diri mengenal Tuhan setiap hari, sehingga kita tidak dapat menghargai rutinitas kerja Allah yg memberikan oksigen segar, jantung berdetak, panas di bumi, kehidupan alam semesta sebagai karya Allah yg besar tetapi kita katakan sudah biasa....setiap hari juga berjalan seperti itu.

3. Gesmas memilih sendiri eksekusinya


Allah tidak menetapkan manusia untuk mendapatkan hukuman neraka tetapi Dia menyediakan hidup kekal di sorga. Jalan Tuhan bukan jalan terpaksa tetapi kerelaan pilihan yg bertanggungjawab. Gesmas telah memilih sendiri jalannya untuk tetap menikmati saja hukuman seberat apapun, dimanapun, didunia atapun dineraka. Gesmas adalah icon propaganda lebih baik menderita dineraka daripada hidup berbahagia kekal di sorga. Keberhasilannya sungguh nyata: ia sekarang mendapatkan dua penghargaan sekaligus, hukuman salib didunia sekaligus hukuman kekal dineraka. benar-benar tragis.....

Bagaimana sikap orang hukuman sebenarnya? ayat. 40-43

" Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." Sejarah gereja mencatatnya orang ini adalah Dismas.
Sikapnya menjelaskan bahwa dimenit-menit terakhir sebelum kematian Dismas berubah pikiran:
Ia berani keluar dari suara mayoritas yg merendahkan kepribadian Yesus
Ia tidak lagi sebagai pahlawan pemberani yg tiadak takut mati karena manusia namun sekarang ia dapat merasakan takut kepada Allah.
Ia sungguh menyadari tindakannya sebagai kesalahan besar yg pantas mendapat hukuman mati.
Ia mempercayai Tuhan sesungguhnya adalah Kristus (Juru selamat)
Dikayu salib menjadi tempat yg tepat bagi Dismas untuk mengkonstruksi ulang hidupnya yg rusak supaya diubahkan Yesus.
Kesempatan yg sama berjumpa dengan Tuhan Yesus namun memberi efek yg berbeda! karena saat orang lain berkoalisi untuk menjustifikasi Yesus sebagai Mesias gadungan yg gagal, Dismas justru membuat disetting opinion (pendapat hukum yg berbeda)
dikayu salib ia mengakui kesalahan dan dosanya
dikayu salib ia memohon untuk tetap dicatat disorga
dikayu salib ia mempercayai karya penebusan Tuhan bagi manusia
Happy ending Dismas:

Pada saat hidupnya berada di garis akhir, di kesempatan yg sangat terbatas, di puncak penderitaan. Ia berjuang memampukan dirinya untuk mengakui dosa-dosanya dan bertobat. Pada saat itu juga TUhan Yesus berkata HARI INI JUGA bukan besok lusa engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." (Luk 23; 43).
Tuhan sangat bersukacita dengan pertobatan Dismas sang penjahat ini, Berapa besar dan banyak dosa yg telah ia perbuat tak satupun dibicarakan sebagai syarat untuk mendapatkan Kehidupan kekal
Bagi kita yg sudah percaya kepadanya Tuhan Yesus tidak pernah berkata NO WAY namun Dia selalau berkata WELCOME HOME ! Pintu anugerah Allah selalu terbuka untuk kita


Aplikasi:
Dismas hanyalah contoh kasuistik dari terbatasnya kesempatan manusia untuk berbalik kepada Allah. Argumentasinya sebaiknya jangan dibalik! Dismas aja bertobat menjelang ajal jadi nanti saja Tuhanpun senang kalau saya sudah sekarat percaya padaNya....
Persolannya justru kita tidak tahu kapan hari terakhir itu datang, karena sudah menjadi domain pembicaraan Tuhan.
Waktu yg ada sekarang ini merupakan kesempatan kita untuk hidup efektif , memberi kebaikan yg sebesar-besarnya bagi sesama dan kemuliaan bagi Allah.
Sorga pastilah menjadi bagian mereka yg percaya kepadaNya, namun yg membedakan kita dengan Dismas adalah tingkat kemuliaan masing-masing orang disorga! seberapa efektifkah hidup kita didunia ini akan berbanding lurus dengan upah yg kita dapatkan disorga.
Efektivitas pelayanan: melakukan apa saja yg kita bisa, mulai sekarang ini, dengan apa yg saya bisa selama didunia ini maka Allah akan memperkaya mahkota kemuliaan disorga.
JIka kita hanya puas dengan predikat sebagai jemaat yg rajin kebaktian maka pujian hanya datang dari pendeta saja! Tetapi jika kita bergiat dalam pekerjaan Tuhan maka segala jerih lelah kita digantikan mahkota yg tidak sebanding dengan keringat dan air mata perjuangan selama didunia ini.
Selamat berkarya bagi Tuhan...............